"Banyak itu, lalu dari India membawa 180 buyer, dari Arab Saudi duta besarnya dan atase perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) membawa hampir juga 200 pembeli. Pendek kata, pembeli dari luar negeri datang hampir 40.000 sampai 50.000 orang ke pameran kita," tutur dia.
Selain itu, pengusaha-pengusaha besar turut membantu menyewa dengan harga yang mahal untuk stand ukuran besar, dan juga akhirnya dana promosi dan lainnya cukup.
Baca juga: Pelaku UMKM Diberikan Pendampingan Manajerial untuk Peningkatan Daya Saing
"Sementara yang kecil-kecil kuliner kita kasih gratis, jadi seluruh pihak membantu kerja sama itu. Marketplace dan digital platform juga membantu, sekalian bareng-bareng karena dia juga perlu promosi mendapatkan manfaat," pungkas Zulkifli.
Perubahan Sistem
Ekonom Senior Drajad Wibowo mengatakan perbankan Indonesia selama ini sangat terpaku dengan administrative oriented dengan mengadopsi laporan keberlanjutan (sustainability report) Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Drajad menilai hal ini tidak saja cukup tanpa memetakan pasar atau market oriented.
"Karena untuk apa mau bikin sertifikat apapun kalau nggak diakui dan nggak dikenal pasar tidak akan laku," urainya.
Dia mencontohkan logo halal bila tidak disertakan bisa jadi barang atau produk tersebut tidak laku.
Baca juga: Perry Warjiyo: Perlunya Kolaborasi Banyak Pihak Untuk Penguatan Ekosistem Global Halal
"Jadi harus ubah sistemnya kita harus market oriented masuk ke instrumen pasar, pembiayaan, kredit hijau, investasi portofolio," tambahnya.
Orientasi terhadap pasar juga berlaku untuk mendukung bisnis UMKM agar naik kelas. (Tribun Network/nas/yat)