Namun, kata Jokowi, Indonesia harus mendapatkan keuntungan dengan melakukan hilirisasi nikel dan melarang ekspor bahan mentah.
Penerimaan pajak, royalti, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan dividen harus diberikan kepada Indonesia.
"Yang kita inginkan itu masa tidak boleh? kita akan terus (melarang ekspor nikel)," tegas Jokowi.
Terkait kebijakan larangan ekspor bahan mentah RI ini, Jokowi juga menantang semua negara yang merasa dirugikan untuk menggugatnya ke WTO.
Baca juga: Indonesia Siap Banding Soal Gugatan Ekspor Nikel di WTO, Moeldoko: Harus Diperjuangkan
Ia mengatakan gugatan itu tak akan menyurutkan langkahnya sebagai pemimpin Indonesia.
"Meskipun kita digugat, tidak apa-apa. Nikel digugat, ini nanti yang kita umumkan hari ini digugat lagi, tidak apa-apa. Suruh gugat terus. Yang kedua digugat belum rampung, ketiga kita setop lagi. Digugat, tidak apa-apa," katanya.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia setidaknya memiliki cadangan bauksit sebesar 3,2 miliar ton. Sementara ketahanan bauksit Indonesia mencapai antara 90-100 tahun.
"Ketahanan daripada bauksit kita antara 90 sampai 100 tahun masih cukup reserves (cadangan) yang ada,” jelasnya di Istana Negara Jakarta, Rabu (21/12).
Berdasarkan data Kementerian ESDM, setidaknya cadangan bauksit Indonesia saat ini merupakan 4 persen dari total cadangan dunia. Pun dengan produksi bauksit Indonesia tercatat sebesar 4,3 persen dari total produksi dunia.
Hal ini menempatkan Indonesia dengan cadangan bauksit nomor 6 terbesar di Dunia, setelah Guinea, Australia, Vietnam, Brasil, dan Jamaika. Artinya, Indonesia berperan penting dalam penyediaan bahan baku bauksit dunia.
Airlangga juga mengatakan industrialisasi bauksit dalam negeri sudah siap. Saat ini kesiapan industri bauksit di dalam negeri ini sudah ada 4 fasilitas pemurnian yang existing dengan kapasitas alumina sebesar 4,3 juta ton.
Selain itu pemurnian bauksit dalam tahap pembangunan kapasitas inputnya adalah 27,41 juta ton dan kapasitas produksinya 4,98 juta ton.
“Cadangan bauksit kita besar 3,2 miliar dan ini bisa memenuhi kapasitas sebesar 41,5 (juta ton), jadi dari jumlah smelter yang disiapkan 8 tersebut masih bisa 12 smelter lain,” katanya.
Kemudian terkait dengan produk bauksit, Airlangga mengatakan, akan diolah dan akan masuk ke alumina.