News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tercekik Kenaikan Suku Bunga, Credit Suisse PHK 10 Persen Staf di Eropa

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Credit Suisse akan kembali melakukan pemutusan hubungan kerja atas 10 persen karyawannya di Eropa sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan.

Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, BERN – Bank investasi terbesar kedua di Swiss, Credit Suisse, akan kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 10 persen karyawannya di Eropa sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan imbas krisis.

Krisis likuiditas mulai dialami pemberi pinjaman Credit Suisse sejak Oktober tahun lalu, tepatnya setelah bank sentral kompak menyerukan langkah hawkish dengan mengerek naik suku bunga acuan ke level tertinggi.

Meski kenaikan suku bunga dianggap sebagai cara paling efektif untuk menyeimbangkan harga dan membuat laju inflasi melandai. Akan tetapi kenaikan suku bunga yang dilakukan yang dilakukan bank sentral seperti The Fed hingga European Central Bank (ECB) telah memicu penurunan laba pada sejumlah perbankan di global termasuk Credit Suisse.

Ini lantaran kebijakan moneter bank sentral secara tidak langsung telah mengerek naik suku bunga di perbankan lokal, hingga membuat bunga dana pinjaman ikut terkerek ke level tertinggi di tengah naiknya inflasi buntut dari lonjakan harga pangan dan energi.

Tekanan ini yang kemudian membuat para investor mulai mengurangi aktivitas di perbankan seperti pinjaman, merger, akuisisi, dan penawaran umum.

Kondisi tersebut kian diperparah dengan adanya penarikan kekayaan sebanyak 10 persen atau 68 miliar dollar AS, imbasnya pendapatan kuartalan Credit Suisse jeblok ke level terendah.

Baca juga: PHK Berlanjut, Credit Suisse Pangkas 40 Persen Staf Keuangan di Cabang China

Mencegah terjadinya pembengkakan biaya ditengah krisis, Credit Suisse memutuskan untuk kembali memangkas karyawannya yang ada di seluruh cabang Eropa sekitar 9.000 karyawan di awal tahun ini. 

Setelah sebelumnya Credit  memecat 2.700 pekerja pada Desember tahun lalu. Dimana 540 pekerja berasal dari cabang Swiss, 200 dari London, sementara ribuan lainnya berasal dari cabang di New York AS, mengutip dari  Bloomberg.

Baca juga: Credit Suisse Dituduh Berkonspirasi Curangi Pasar Forex, Investor Meradang

“Sulit untuk mengetahui di mana kami akan menyesuaikan diri, meskipun jelas aktivitas Eropa akan berkurang seiring waktu namun kami dalam mode menunggu dan melihat." Jelas seorang bankir yang berbasis di Eropa. 

Rencananya untuk memacu likuiditas perusahaan, Credit Suisse akan menawarkan insentif kepada manajer kekayaan yang memiliki hubungan pribadi yang kuat dengan klien.

Langkah ini diambil agar staf yang mengerjakan proyek penting tidak membelot ke perusahaan saingan.

Amblasnya pendapatan perbankan investasi global sebelumnya telah diproyeksikan oleh sejumlah analis ekonomi dari perbankan JPMorgan Chase & Co, pihaknya menyebut bahwa laba dari Credit Suisse, Bank of America Corp, Citigroup Inc dan Wells Fargo & Co, Morgan Stanley hingga Goldman Sachs  diproyeksikan turun sekitar 50 persen menjadi 15,3 miliar dolar AS selama kuartal keempat 2022.

Penurunan ini diproyeksi berlanjut hingga di akhir tahun 2023 mengingat sejumlah bank sentral saat ini terus memberikan sinyal agresif terkait adanya kenaikan bunga lebih lanjut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini