TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga emas batangan Antam dalam beberapa hari ke belakang terus mengalami kenaikan hingga di atas Rp1 juta per gram.
Tren kenaikan harga ini diprediksi masih akan terus berlanjut seiring ancaman resesi ekonomi global dan tingginya permintaan.
Berdasarkan data situs Logam Mulia, harga emas Antam pada Minggu (15/1/2023) berada pada posisi Rp1.043.000 per gram, dengan dengan level harga buyback Rp 951.000 per gram.
Emas Antam terus bergerak dari harga pembukaan tahun ini yang berkisar Rp 1.026.000 per gram dengan harga buyback dipatok Rp 926.000 per gram.
Baca juga: Harga Emas Antam Kamis 12 Januari 2023 Stagnan di Level Rp1.035.000 Per Gram
Data Bloomberg menunjukkan per 13 Januari 2023, harga emas di pasar spot berada di level US$ 1.920 per ons troi.
Analis DCFX Futures Lukman Leong memproyeksikan harga emas dunia masih akan terus meningkat dengan potensi hingga paling tidak US$ 2.100 atau Rp 1,3 juta per gram Antam pada 2023. Harga buyback diperkirakan sebesar Rp 1,25 juta.
Lukman menyarankan bagi investor yang sudah memiliki emas untuk tetap mempertahankanya.
Bagi yang belum, ini menjadi kesempatan untuk membeli emas. Sebab, koreksi pada harga tidak akan signifikan, hanya terjadi dalam jangka pendek (short term).
Ia menjelaskan, harga emas Internasional yang naik tajam belakangan ini disebabkan oleh data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan perlambatan pada inflasi.
Salah satunya adalah indeks harga konsumen atau Consumer Price Index (CPI) AS yang turun menjadi 6,5 persen YoY di bulan Desember 2022 dari 7,1 persen YoY bulan sebelumnya.
Lukman bilang, faktor jangka panjang akan terus menopang harga emas dari situasi yang penuh ketidakpastian. Ekonomi dunia masih belum pasti karena adanya potensi resesi.
Konflik geopolitik seperti perang di Ukraina, tensi panas antara China-Taiwan juga menambah situasi ketidakpastian, hal ini bisa memicu permintaan emas sebagai aset safe haven atau aset lindung nilai.
"Faktor lain yang juga penting adalah tren meningkatnya pembelian oleh sejumlah bank sentral seperti China, India, Rusia, Turki dan lainnya," ucap Lukman dikutip dari Kontan, Senin (16/1/2023).
Sementara dari sisi permintaan, lanjut Lukman, pembukaan kembali ekonomi China akan menaikkan permintaan impor emas. Ekonomi China diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi di kisaran 4 persen-5% tahun 2023.