Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan pembangunan pabrik minyak makan merah bisa menjadi solusi bagi persoalan terkait minyak goreng.
Selain itu, ia berujar pembangunan pabrik minyak makan merah disebut juga menjadi fondasi dan tonggak kebangkitan petani sawit di tanah air.
Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu menyatakan program ini tak boleh gagal.
Baca juga: Pengamat: Ada Permainan di Balik Kenaikan Harga Minyak Goreng Jelang Ramadan
"Tidak boleh gagal karena pemerintah akan menghentikan program ini jika gagal. Ini akan menjadi pondasi dan tonggak kebangkitan petani di tanah air," kata Teten dikutip dari keterangannya, Rabu (1/2/2023).
Teten menyampaikan itu ketika melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik minyak makan merah, sekaligus meresmikan pabrik CPO Koperasi Sawit Makmur di Desa Tajau Mulya, Batu Ampar, Kalimantan Selatan.
"Hilirasasi kelapa sawit yang dilakukan oleh Koperasi Sawit Makmur, mudah-mudahan bisa menjadi role model bagi koperasi petani sawit di Kalimantan," ujarnya.
Teten menjelaskan, pihaknya telah diutus oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar dapat lebih menyejahterakan petani sawit di Indonesia.
Jokowi ingin petani sawit yang menguasai 41,42 persen kebun sawit di Indonesia tidak menjual TBS (Tandan Buah Segar) ke industri.
"Presiden ingin kesejahteraan petani sawit meningkat. Oleh karena itu pengembangunan pabrik minyak merah khusus untuk koperasi petani sawit, bukan untuk korporasi besar," kata Teten.
Hal itu disebut Teten sebagai bukti keberpihakan Pemerintah terhadap petani sawit,.
Lebih lanjut, Teten mengatakan rakyat dapat mengakses minyak yang sehat dan murah seharga Rp 9 ribu.
Baca juga: Jokowi Minta Menteri Perdagangan Waspadai Kenaikan Harga Beras dan Minyak Goreng
"Minyak makan merah memiliki khasiat yang baik bagi tubuh, bahkan dapat mencegah stunting dengan memiliki vitamin A dan E," katanya.
Ketua Koperasi Sawit Makmur Samsul Bahri mengatakan pihaknya hingga kini telah mengelola lahan kebun sawit seluas 11.750 hektare (ha).
Anggota Koperasi Sawit Makmur terdiri dari petani sawit swadaya mandiri yang tersebar di 8 kecamatan dan 32 desa.
"Koperasi kami masih menjadi satu-satunya koperasi di Indonesia yang memiliki kebun dan pabrik yang sangat besar," kata Samsul.
Ia mengatakan juga sudah menerima dan mengolah TBS sampai 150-200 ribu ton per hari dan berkontribusi sebesar Rp 47 miliar per tahun kepada negara.
Dengan kemampuan produksi tersebut, Samsul yakin pembangunan pabrik minyak makan merah dapat menjadi solusi dalam mengatasi kelangkaan minyak goreng di masyarakat.