Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Perusahaan teknologi di Amerika Serikat kembali diterpa badai pemutusan tenaga kerja (PHK). Kini giliran Yahoo Inc yang mengumumkan pemecatan terhadap 12 persen karyawan atau sekitar 1.000 pekerja.
Lewat pengumuman yang disampaikan Chief Executive Officer Yahoo, Jim Lanzone gelombang PHK rencananya akan dilaksanakan pada akhir pekan ini dengan menargetkan tim dari unit teknologi iklan.
PHK ini Yahoo lakukan demi menekan pembengkakan biaya terutama di bagian pemasaran, kondisi tersebut kian diperparah dengan adanya persaingan ketat antar pemain di industri teknologi sehingga bisnis iklan Yahoo terus membukukan penurunan.
Khawatir ancaman itu dapat memicu kemerosotan laba di 2023, mendorong Yahoo untuk melakukan restrukturisasi dengan memangkas karyawan dan menciptakan divisi baru bernama Yahoo Advertising, yang akan menjadi ujung tombak tim penjualan iklan terutama pada properti perusahaan, Yahoo Finance, Yahoo News, dan Yahoo Sports.
“Perubahan yang diumumkan hari ini sepenuhnya dalam konteks menciptakan rencana bisnis yang lebih baik untuk divisi tersebut ke depan,” kata Lanzone, dalam sebuah wawancara yang digelar Kamis (9/2/2023).
Meski PHK massal yang dilakukan Yahoo berpotensi menambah angka pengangguran di AS. Namun Lanzone berharap dengan menerapkan strategi ini perusahaannya dapat bertahan dari ancaman ketidakpastian ekonomi akibat gejolak inflasi di pasar global.
Nantinya usai PHK dilaksanakan rencananya selama beberapa bulan kedepan, Yahoo akan kembali menargetkan restrukturisasi besar-besaran dengan memangkas 50 persen karyawan dari unit teknologi iklan.
"Kami akan terus membuat perubahan di puncak pasar, Pemangkasan lanjutan akan berdampak pada hampir 50 persen karyawan teknologi iklan Yahoo pada akhir tahun ini,” ujar Lanzone yang dikutip Bloomberg.
Baca juga: PHK Kembali Berlanjut di Perusahaan Teknologi, Kini Giliran Microsoft Pecat 10 Ribu Karyawan
Yahoo tak menjelaskan berapa kompensasi yang akan diterima para korban PHK ini, namun nantinya sejumlah karyawan yang terpilih akan kembali ditarik Yahoo untuk bergabung dengan divisi dan peran lainnya.
Pemangkasan yang dilakukan Yahoo memperpanjang daftar perusahaan raksasa Amerika Serikat yang telah memberlakukan PHK selama tahun 2023.
Diantaranya seperti Microsoft yang awal Januari kemarin mengumumkan langkah pemecatan terhadap 10.000 karyawan dari divisi teknik.
Baca juga: Amazon Jual Obral Kompleks Perkantoran 29 Hektar Lantaran Tak Kuat Bayar Pajak
Disusul Amazon Marketplace teknologi multinasional, yang turut memangkas 18.000 staff di berbagai divisi perusahaan, kemudian Spotify raksasa streaming musik yang diam – diam ikut melakukan pemutusan hubungan kerja pada sejumlah staff.
Serta Tinder perusahaan teknologi kencan online yang baru – baru ini mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan memangkas 8 persen dari total karyawan akibat mengalami kemerosotan pendapatan kuartalan.