TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA - Neraca perdagangan barang masih mengalami surplus pada Januari 2023 sebesar 3,87 miliar dolar AS.
Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M. Habibullah menyampaikan ada 3 negara yang menjadi penyumbang terbesar surplus neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2022, yaitu dari Amerika Serikat, Filipina dan India.
“Tiga negara dengan surplus neraca perdagangan non migas terbesar pada Januari 2023 yaitu, Amerika Serikat, Filipina, dan India,” tutur Habibullah dalam konferensi pers, Rabu (15/2).
Dengan Amerika Serikat, surplus perdagangan Indonesia mencapai US$ 1,1 miliar.
Surplus terbesar disumbangkan oleh komoditas mesin dan perlengkapan elektronik serta bagiannya HS 85 sebesar US$ 291,2 juta, pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan) HS 62 US$ 182,4 juta, lemak dan minyak hewan/nabati HS 16 sebesar US$ 175 juta.
Untuk Filipina, surplus perdagangan Indonesia mencapai US$ 909,2 juta. Surplus terbesar disumbangkan oleh bahan bakar mineral HS 27 sebesar US$ 392,4 juta, kendaraan dan bagiannya HS 87 sebesar US$ 235,1 juta, serta besi dan baja HS 72 sebesar US$ 47,3 juta.
Baca juga: Neraca Dagang Indonesia Kembali Surplus di Januari, Tapi Turun Dibanding Desember 2022
Terakhir, dengan India surplus perdagangan Indonesia mencapai US$ 810,5 juta. Surplus terbesar disumbangkan oleh bahan bakar mineral HS 27 sebesar US$ 439,1 juta, lemak dan minyak nabati/hewan HS 15 sebesar US$ 436, besi dan bajar HS 72 sebesar US$ 109,9 juta.
Baca juga: Indonesia Catat Surplus Perdagangan dengan Swiss di Tahun 2022
Di sisi lain, Indonesia mencatatkan defisit perdagangan terbesar dari Australia sebesar US$ 398,8 juta, Thailand US$ 353,1 juta, dan Argentina US$ 247,1 juta.
Laporan Reporter: Siti Masitoh | Sumber: Kontan