Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, beberapa komoditas utama penyumbang inflasi secara bulanan, di antaranya beras, cabai merah, ikan segar, dan cabai rawit.
Baca juga: Ketua The Fed Jerome Powell Sebut Inflasi Mulai Mereda, Tapi Suku Bunga Masih Cenderung Naik
"Jadi kalau kita bandingkan berbagai perkembangan inflasinya, (beras) di bulan Januari 2023 ini inflasinya 2,34 persen atau memberikan andil 0,07 persen," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (1/2/2023).
Margo mengungkapkan, angka tersebut juga lebih tinggi dibanding Desember 2022, di mana beras terjadi inflasi sebesar 2,3 persen dan andilnya 0,07 persen.
"Demikian juga pada Januari 2023 (inflasi beras 2,34 persen) kalau dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, di mana saat itu pada Januari 2022 terjadi inflasi beras sebesar 0,94 dan andilnya sebesar 0,03 persen," katanya.
Dari catatan itu, harga beras terus meroket jika dibandingkan pada Januari 2022 yang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,94 persen dan Desember 2022 sebesar 2,3 persen.
"Jadi, kalau dilihat pergerakan waktunya, inflasi di beras ini dibandingkan Desember (2022) itu terjadi kenaikan. Begitu juga, kalau dibandingkan dengan Januari di 2022," pungkasnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 mencapai angka 5,31 persen.
Hal itu dia sampaikan dalam acara Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Q4 tahun 2022, secara virtual, Senin (6/2/2023).
"Secara kumulatif di Tahun 2022 ekonomi mampu tumbuh di angka 5,31 persen, pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dari angka pre covid-19 yaitu yang rata-rata sebesar 5 persen sebelum pandemi dan ini merupakan angka yang tertinggi sejak masa pemerintahan bapak presiden Bapak Joko Widodo," kata dia.
Baca juga: Jadi Penyebab Inflasi, Harga Cabai Merah dan Rawit Makin Pedas di Januari 2023
Menurut Airlangga, penanganan Covid-19 menjadi kunci keberhasilan pemulihan ekonomi nasional. Terlebih, di kuartal IV tahun 2022 tercatat ekonomi tumbuh melesat dibandingkan tahun sebelumnya.
"Tercermin dalam pertumbuhan ekonomi di triwulan ke-4 yang tumbuh sebesar 5,01 persen secara tahunan. Artinya dibandingkan dengan Desember tahun lalu," papar dia.
Airlangga melihat, pertumbuhan ekonomi tentu ditopang dari mobilitas masyarakat melalui peningkatan kunjungan baik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.
"Yang paling menggembirakan adalah sektor industri pengolahan yang tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional yaitu PDB sektor industri sebesar 5,64 persen secara tahunan," tegasnya.
Di sisi lain, hal serupa juga dikatakan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono. Dia menyatakan, ditengah ketidakpastian global, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2022 tumbuh 5,31 persen.
Baca juga: Jadi Penyebab Inflasi, Harga Cabai Merah dan Rawit Makin Pedas di Januari 2023