Menurutnya, sekitar 86 persen sumber energi yang digunakan di Indonesia berasal dari energi fosil dan hanya 14 persen bersumber dari energi terbarukan. Bahkan 66 persen dari 86 persen energi fosil bersumber dari batubara.
“Yang merupakan penyumbang terbesar perubahan iklim,” katanya.
Rida menambahkan, untuk memerangi masalah tersebut diperlukan kerja sama semua pihak. Mulai dari pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta, akademisi hingga masyarakat luas termasuk rekan media.
Menanggapi harapan Rida, Maryono mengatakan sebagai salah satu anak perusahaan (Anper) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu Pupuk Indonesia (Persero), perseroan yang dipimpinnya pasti akan mendukung penuh upaya yang dilakukan terkait dengan persoalan perubahan iklim, terutama yang terkait dengan energi baru terbarukan (EBT).
Menurutnya, PT Pupuk Indonesia Utilitas selalu didorong sekaligus didukung penuh oleh Pupuk Indonesia (Persero) sebagai perusahaan induk (holding company) untuk menginisiasi berbagai proyek yang mendukung terjadinya transformasi dari energi fosil menjadi energi baru terbarukan.
Maryono menambahkan mulai dari cetak biru (blue print) hingga peta jalan (road map) telah disusun dengan detail. Selain itu kemauan politik (political will) beserta komitmen pemerintah juga sudah jelas terkait dengan kebijakan transisi energi.
“Kami sebagai pelaksana siap mengeksekusi sesuai dengan arahan yang telah diberikan,” ujarnya.