News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Saham PGE Bergerak Fluktuatif di Hari Pertama Perdagangan Pasca IPO

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karyawan melintas di layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (30/8/2022). Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengalami fluktuasi pada perdagangan pertama setelah melantai di bursa, Jumat, 24 Februari 2023. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Dia mengatakan, proses bisnis geothermal memakan waktu yang cukup lama.

Mulai dari survei awal, penyiapan lahan, perizinan, eksplorasi hingga pengembangan pembangkit listrik bisa membutuhkan waktu 7 tahun hingga 9 tahun lamanya. Belum lagi risiko tinggi yang mengikuti proses bisnisnya.

Selain sisi risiko tinggi dan return minim, investasi panas bumi juga membutuhkan modal jumbo. Mulai dari penentuan titik lokasi yang berpotensi, lalu infrastruktur pengembangannya, bahkan eksplorasinya sendiri bisa mencapai 40 persen-60% dana operasional.

Tak ayal, secara jangka panjang, pengumpulan dana publik perseroan sebagaian besarnya akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex) di berbagai wilayah kerja panas bumi (WKP) di Indonesia.

Baca juga: PGE Mencari Mitra untuk Genjot Pengembangan Panas Bumi ke Industri Turunannya

“Risiko kegagalannya pun cukup tinggi, baik dari sisi teknis maupun non teknisnya, seperti ancaman kerusakan lingkungan, resettlement, atau bahkan harus mengorbankan situs-situs di lokasi eksplorasi dan permasalahan sosial lainnya,” kata dia.

Teguh menilai kesalahan strategis yang dilakukan perseroan adalah mementingkan pendanaan jangka pendek dalam kondisi yang belum siap.

Padahal sejatinya model investasi geothermal harus jangka panjang dan membutuhkan strategic partner dalam pengembangan awal, bukan dengan IPO.

Saham PGEO bergerak dengan volatilitas tinggi pada debut perdagangan perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 24 Februari 2023.

Pada pembukaan sesi pertama, saham PGEO sempat melonjak ke level Rp 925 per saham dari harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada level Rp875 per unit saham.

Tak lama kemudian, saham emiten anak usaha PT Pertamina (Persero) itu anjlok 6,8% hingga menyentuh level auto reject bawah (ARB) ke level Rp 815 per saham.

Sebelum penutupan perdagangan, secara ajaib saham PGEO rebound dan ditutup pada level harga IPO di level harga Rp 875 per saham.

Laporan: Noverius Laoly | Sumber: Kontan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini