Menurut data pemerintah India, impor minyak mentah negara itu naik 8,5 persen pada Februari dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik di Tengah Pelemahan Dolar AS
“Meskipun mereka masih mendapat untung dari potongan harga gas Rusia, mereka sudah dirugikan oleh harga batu bara dan gas yang tinggi,” ujar Gloystein.
“Jika minyak naik lebih jauh, bahkan minyak mentah Rusia yang didiskon akan mulai mengganggu pertumbuhan India,” imbuhnya.
Jepang
Minyak adalah sumber energi paling signifikan di Jepang, dan menyumbang sekitar 40 persen dari total pasokan energinya.
“Tidak memiliki produksi dalam negeri yang menonjol, Jepang sangat bergantung pada impor minyak mentah, dengan antara 80 persen hingga 90 persen berasal dari kawasan Timur Tengah,” kata Badan Energi Internasional.
Korea Selatan
Begitu juga bagi Korea Selatan, minyak merupakan bagian terbesar dari kebutuhan energinya, menurut perusahaan riset independen Enerdata.
“Korea Selatan dan Italia lebih dari 75 persen bergantung pada minyak impor,” kata Molchanov.
Dampak Kenaikan Harga Minyak pada Ekonomi Negara Berkembang
Beberapa pasar negara berkembang yang "tidak memiliki kemampuan mata uang asing untuk mendukung impor bahan bakar ini", akan terkena dampak negatif dari harga minyak 100 dolar AS, kata Molchanov.
Ia menyebut Argentina, Turki, Afrika Selatan, dan Pakistan sebagai negara-negara yang berpotensi terkena dampaknya.
Sri Lanka, yang tidak memproduksi minyak di dalam negeri dan 100 persen bergantung pada impor, juga sangat rentan terhadap dampak yang lebih parah, tambahnya.
“Negara-negara dengan mata uang asing paling sedikit dan importir akan paling terpukul karena harga minyak dalam dolar AS,” kata pendiri Energy Aspects, Amrita Sen, yang menambahkan biaya impor akan naik lebih jauh lagi jika greenback menguat.
Baca juga: Dibayangi Sanksi Rusia, Harga Minyak Dunia Pekan Ini Melonjak 8 Persen