Namun, kata Molchanov, untuk sementara harga 100 dolar AS per barel kemungkinan tidak bertahan lama dan "tidak permanen".
“Begitu minyak mentah mencapai $100 per barel dan bertahan di sana sebentar, itu mendorong produsen untuk benar-benar meningkatkan produksi lagi,” ungkap Gloystein.
Sementara itu, menurut Gloystein Eropa dan China juga akan terkena dampak kenaikan harga minyak.
Namun, paparan yang diterima China sedikit berkurang karena produksi minyak dalam negerinya.
Sementara Eropa secara keseluruhan bergantung pada nuklir, batu bara, dan gas alam daripada bahan bakar fosil dalam bauran energi primer mereka.