Ancaman gagal bayar yang dialami AS berpotensi besar memicu kepanikan para investor, hingga mereka nekat melakukan penarikan dana di pasar uang secara besar-besaran.
Apabila tekanan ini terus menerus terjadi, maka dikhawatirkan AS akan mengalami resesi akibat menipisnya cadangan likuiditas milik The Fed, bank sentral AS.
4. Layanan Pemerintah Dipangkas
Selain lonjakan suku bunga aksi rush money, ancaman gagal bayar utang AS juga berdampak pada pemangkasan pengeluaran sebesar 4,5 triliun dolar AS.
Menurut juru bicara Gedung Putih pemangkasan ini dilakukan untuk menopang kenaikkan batas utang senilai 1,5 triliun dolar AS.
Kendati masih rencana namun apabila pemangkasan tersebut benar-benar direalisasikan pemerintah AS, maka sejumlah program kerja yang rencananya diselenggarakan pada tahun ini terpaksa ditiadakan untuk menekan pengeluaran negara.
5. PHK Besar-besaran
Lebih lanjut gagal bayar utang Amerika juga berpotensi memicu lonjakan angka pengangguran, dimana 8 juta warga AS akan kehilangan pekerjaan, efek dari kegagalan pemerintah AS dalam membayarkan tagihan utangnya.
Baca juga: Amerika Serikat Dibayangi Gagal Bayar Utang, 8 Juta Orang Terancam Jadi Pengangguran
Proyeksi tersebut sejalan dengan prediksi awal yang telah dibuat Moody's Analytics pada bulan Maret, dimana perusahaan jasa keuangan ini telah memproyeksi apabila 7 juta pekerja akan menghadapi pemecatan massal akibat dampak gagal bayar utang jangka panjang yang dialami Amerika.
"Jika AS tidak memiliki uang untuk melakukan pembayaran tersebut dan ada penundaan lebih lanjut yang berarti perusahaan tidak akan dapat mempekerjakan pegawai," kata Penasihat Pajak, Komite Keuangan AS, Dean Zerbe.