TRIBUNNEWS.COM, - Harga bahan pangan di Indonesia diprediksi akan mengalami kenaikan, seiring produksi pertanian nasional bakal susut akibat El Nino atau kemarau panjang pada Agustus 2023.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, kondisi cucaca panas ekstrem di Indonesia berbeda dengan negara-negara di bagian barat.
"Beda dengan belahan barat seperti Amerika Latin, itu malah produksinya lebih bagus. Kedelai itu (produksinya) lebih bagus," kata Zulkifli, Jumat (19/5/2023).
Baca juga: BI: Badai El Nino Bisa Picu Lonjakan Inflasi Indonesia
Maka demikian, Ketua Umum Partai PAN itu meminta agar masyarakat bersiap-siap.
"Tapi yang di Asia, India, Tiongkok, Asia Tenggara, cuacanya panas sekali. Kita khawatirkan akan mempengaruhi produksi pangan, jadi kita siap-siap aja (harga pangan naik)," ujar Zulkifli.
Sebelumnya, Zulkifli pun menyebut El Nino ini akan berpengaruh terhadap produksi bahan pangan dan harga di pasaran.
"Saya infokan, sekarang masuk musim El Nino, di India panasnya luar biasa," katanya.
Menurutnya, dengan cuaca ekstrem seperti El Nino akan berpengaruh pada produksi bahan pangan di Indonesia dan Asia pada umumnya.
Produksi bahan pangan ini diprediksi akan menurun secara signifikan.
"Bawang putih di Tiongkok harganya sudah dua kali lipat dibandingkan harga normal," ucapnya.
Dengan demikian, maka dipastikan hukum pasar akan berlaku yakni pasokan menurun membuat harga meningkat.
"Mungkin harga akan meningkat, jadi masyarakat jangan kaget," katanya.
Ia mengatakan Kementerian Perdagangan akan mencari jalan supaya berkurangnya pasokan bahan pangan ini tidak terlalu berpengaruh pada kenaikan harga.
Dampak El Nino