News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Anies: Infrastruktur Jalan yang Dibangun Era Jokowi Cuma 19 000 Km, Era SBY Tembus 144.000 Km

Penulis: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bakal Calon Presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan memberikan pidato politik saat acara Temu Kebangsaan Relawan Anies Baswedan di Stadion Tennis Indoor, Kawasan GBK Senayan, Jakarta, Minggu (21/5/2023). Acara yang dihadiri ribuan relawan ini sebagai dukungan terhadap Anies Baswedan yang dimajukan sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah mengkritik program subsidi kendaraan listrik pemerintahan Jokowi-Maruf Amin yang dinilai tidak tepat sasaran, calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan kembali melancarkan kritikan tentang strategi pembangunan infrasttruktur era Jokowi-Maruf Amin yang juga tidak kalah kerasnya.

Anies mengatakan, jika dibandingkan panjang ruas jalan yang dibangun di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo atau Jokowi, diantara keduanya terdapat perbedaan yang terpaut jauh.

Hal itu disampaikan Anies saat menyampaikan pidato politiknya dalam acara milad ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (20/5/2023).

"Sebanyak 63 persen dari jalan tol berbayar di Indonesia dibangun di pemerintahan sekarang," kata Anies.

Namun sayangnya, menurut Anies, keberadaan jalan tol yang berbayar hanya dinikmati oleh masyarakat tertentu.

Presiden Joko Widodo saat meresmikan jalan Tol Serang-Panimbang seksi I ruas Serang-Rangkasbitung di Gerbang Tol Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Selasa (16/11/2021).  (Biro Pers Kepresidenan/Muchlis Jr)

Sedangkan untuk jalan non tol yang dibangun Jokowi hanya 19 ribu kilometer.

Jumlah tersebut kalah jauh dari jalan non tol yang dibangun di masa SBY jadi presiden yang berkuasa sejak 2004-2014.

"Kalau coba dibandingkan dengan zaman SBY, jalan tak berbayar yang dibangun adalah 144 ribu atau 7,5 kali lipat," papar Anies.

Dari data tersebut, untuk jalan yang masuk kategori jalan nasional atau tanggung jawab pemerintah pusat, Anies menyebut hanya 590 kilometer yang dibangun di era Jokowi.

"Di era sebelumnya (SBY) ada 11.800 kilometer, 20 kali lipat. Kita belum bicara mutu, standar, dan lain-lain, kita bicara jalannya," ujar Anies.

Anies menuturkan, ketika berbicara pembangunan infrastruktur, maka seharusnya semua golongan diperhatikan.

"Bahwa kita tidak bisa hanya memerhatikan tengah ke atas tapi juga yang tengah ke bawah, prinsip kesetaraan, prinsip keadilan itu yang kita harus gaungkan bersama," kata Anies.

Sebelum Anies berpidato, Wapres ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla juga menyoroti sikap pemerintahan Jokowi yang seakan begitu bangga bisa membangun banyak jalan tol namun pada prakteknya jalan non tol seakan terabaikan.

"Keadilan juga harus dijaga karena banyak pihak tidak menjaga keadilan. Baru-baru ini viral jalan di Lampung, di Jambi, dan Makassar rusak luar biasa. Pihak=pihak bangga pemerintah bangun jalan tol, itu penting sekali. Tetapi 170 ribu jalan rusak Indonesia, itu data BPS (Badan Pusat Statistik)," ujar JK.

JK menilai pembangunan jalan tol sejatinya hanya diperuntukan bagi masyarakat mampu lantaran berbayar.

"Tetapi kalau jalan rakyat, rusak tidak diperbaiki, itu ketidakadilan bagi rakyat," ujar JK.

Jangan Gentar Kalau Ada yang Robek Baliho

Sementara itu saat menyampaikan pidato politik pada acara temu kebangsaan di Tenis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/5/2023), Anies Baswedan meminta para relawan tidak takut jika ada pihak yang berbeda pendapat.

“Permintaan Saya, jangan pernah takut untuk menunjukkan pilihan kita, setuju? Bila kita menawarkan prinsip keadilan, kesetaraan, pasang besar bedar pesan itu di mana pun Anda berada,” kata Anies.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lantas menyinggung jika nantinya akan ada pihak yang mencoba merusak baliho dukungan terhadap dirinya.

Bakal Calon Presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan memberikan pidato politik saat acara Temu Kebangsaan Relawan Anies Baswedan di Stadion Tennis Indoor, Kawasan GBK Senayan, Jakarta, Minggu (21/5/2023). Acara yang dihadiri ribuan relawan ini sebagai dukungan terhadap Anies Baswedan yang dimajukan sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Anies bilang jika memang ada tindakan itu nantinya, maka dia minta para pendukungnya tidak takut. 

Ia bilang jika menemukan tindakan tersebut maka laporkanlah ke pihak berwenang ketimbang memberikan balasan.

“Jangan gentar pada mereka yang kegiatannya merobek poster dan baliho, jangan gentar. Bila ada baliho dan poster yang dirobek, foto, berikan bukti ke kepolisian,” katanya.

“Kita tidak perlu beri spanduk penolakan, kami siap disandingkan, kami siap dibandingkan dengan siapapun.”

Menurutnya, kontestasi pemilu ini bukan hanya sekadar perjuangan elektoral ataupun panggung hiburan.

Kata Anies, Pemilu merupakan kompetisi untuk menentukan arah perjalanan bangsa kedepan.

“Maka, kerjakan dengan keseriusan, ini adalah perjuangan yang membawa nilai dan prinsip. Jadilah relawan teladan, menghormati kedatangan lawan, sambil mengatakan kami membawa gagasan dan rekam jejak,” ucapnya.

“Kami yakin, Bismillah, kemenangan akan diantar kepada kita. Maka itu, buat semuanya, yg bekumpul di sini, kalau mengalami cobaan dan tantangan, semakin besar tantangan, maka orang tangguh akan bisa melewati.”

“Kalau ketemu tantangan, kita tidak menghindar dan sembunyi tapi kita hadapi,” tegasnya.

Enggan pencitraan di media sosial

Anies Baswedan memilih untuk tak melakukan pencitraan saat bertemu dengan masyarakat. Apalagi, mengunggah kegiatannya di media sosial.

Anies lantas menyindir seseorang yang melakukan jogging pagi untuk difoto dan dishare di media sosial.

Mulanya, Anies bercerita saat dirinya melakukan perjalanan tirakat untuk menyerap aspirasi masyarakat di bulan Ramadan lalu.

Dia mengaku mendatangi banyak tempat namun tanpa dokumentasi foto.

Hal itu disampaikan Anies saat pidato dalam acara 'Temu Kebangsaan Relawan Anies Baswedan' di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu (21/5/2023). Hadir dalam acara itu ribuan relawan Anies dari sejumlah wilayah di Indonesia.

"Saya datang di banyak tempat tanpa kamera, tanpa media, tanpa ditemani siapa siapa sering kali saya hanya datang sendirian, masuk ke suatu tempat, masuk ke sebuah warung tau, tau yang punya warung ngeliatin aja," kata Anies.

Anies mengatakan, dirinya bertemu dengan para orang tua yang berkeinginan agar anaknya bisa mengenyam pendidikan yang layak.

Sebab, kata dia, sejumlah orang tua itu khawatir dengan masa depan anaknya.

"Sering saya temui ibu-ibu yang menceritakan pak anak saya pintar, 'Pak anak saya potensial, Pak berikan kepada kita semua pendidikan uang baik agar anak anak kita punya masa depan yang lenih baik'," ucap Anies.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun mengatakan, dirinya berkeliling untuk berbincang dengan masyarakat.

Anies pun menyebut, pihaknya memikih berbincang intens dengan masyarakat ketimbang, berkegiatan olahraga lari lalu posting foto di media sosial.

"Saya mengobrol, saya mendengar cerita mereka, dan saya temui mereka bukan untuk selfie dan di posting di pagi hari, bukan saya bukan lari lari untuk posting foto," jelas Anies.

Laporan reporter Elga Hikari Putra, Naufal Lanten, F Adhiyuda | Sebagian artikel ini dikutip dari: Tribun Jakarta

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini