TRIBUNNEW.COM, JAKARTA - Lima negara berkomitmen menanamkan modalnya atau investasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur.
Hal tersebut disampaikan Kepala Otorita IKN Bambang Susantono dalam Ecosperity Week, Singapura, Kamis (8/6/2023).
Bambang menyampaikan, lima negara tersebut sedang dalam proses kesepakatan, yakni Korea Selatan, Jepang, China, Jerman, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Baca juga: Presiden Jokowi Ajak Pengusaha Singapura Investasi di IKN
"Setidaknya ada lima negara yang sedang dalam proses (kesepakatan), antara lain Korea Selatan, lalu Jepang, China, Jerman, dan juga UEA (Uni Emirat Arab),” kata Bambang dikutip dari Kontan.
Menurutnya, saat ini juga sudah banyak investor domestik mulai dari lingkup Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hingga investor besar yang berminat untuk berinvestasi dalam proyek agung IKN.
"Otorita IKN tidak hanya menyasar Investor besar, namun juga UMKM,” ujarnya.
Bambang memastikan IKN Nusantara nantinya akan menjadi smart city impian banyak orang. Dimana seluruh pembangunannya akan menerapkan Sustainable Development Goals (SDGs).
Terdapat tiga hal yang menjadi fokus investor.
Pertama, terkait jumlah warga yang menghuni, dimana setidaknya pada 2024 Nusantara akan dihuni oleh 200.000 orang.
Kedua, terkait akses dan konektivitas, pada 2024 akan ada jalan tol yang menghubungkan Balikpapan-Nusantara dengan rentang waktu 40 menit-50 menit saja.
Ketiga, terkait stimulus insentif.
Menurut Bambang, Ibu Kota Nusantara sangat menjanjikan dan akan berkelanjutan.
“Pertama kami memiliki hukum yang sangat kuat, sebuah dasar legalitas bagi kami untuk melanjutkan dan menggaransi keberlanjutan proyek ini pembangunan Nusantara. Kedua kami menyediakan beberapa insentif, yang melebihi insentif rata-rata yang kami miliki di Indonesia,” katanya.
Dia menyebutkan, pada umumnya (untuk mendapat fasilitas) tax holiday (investasinya) sebesar Rp 100 miliar, namun di Nusantara cukup dengan Rp 10 miliar saja untuk mendapatkan 20 atau 30 tahun tax holiday.
Selain itu rate of return akan mendapat lebih dari biasanya yakni lebih dari 11 persen-13%.
“Dalam hal daya tarik investasi tersebut, saya percaya, ini sangat menarik berdasarkan karakter pada bisnis Anda untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara di Indonesia,” ujar Bambang. (Lailatul Anisah/Kontan)