News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Inggris Kucurkan Rp9,57 Miliar Kembangkan UMKM di Kampung Dolly Surabaya

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mendukung sinergi yang terjalin antara Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris untuk Indonesia dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur (Jatim), yang melakukan transformasi Kampung Dolly yang dulunya merupakan kawasan prostitusi.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mendukung sinergi yang terjalin antara Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris untuk Indonesia dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur (Jatim).

Sinergi ini merupakan upaya mentransformasikan Kampung Dolly yang dulunya merupakan kawasan prostitusi.

Tak hanya itu, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki turut mengapresiasi bantuan yang diberikan Kedubes Inggris untuk Indonesia.

Baca juga: Direktorat Jenderal Bea Cukai Bantu UMKM Bisa Ekspor Lewat Program Klinik Ekspor

Bantuan yang diberikan merupakan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat di kawasan Dolly.

Termasuk kolaborasinya dengan SMESCO dalam proyek Future Cities (Kota Masa Depan) di Dolly, Kecamatan Putat Jaya, Surabaya.

Teten mengatakan, sinergi dan kolaborasi program kota masa depan ini sebagai titik awal dalam mewujudkan perkembangan untuk para pelaku UMKM.

"Program ini sangat ambisius karena mampu mengubah kawasan prostitusi ke industri yang produktif," kata Teten dalam keterangannya di Surabaya, dikutip Kamis (22/6/2023).

Pemerintah Inggris mengucurkan dana sebesar 500 ribu poundsterling atau setara Rp 9,57 miliar untuk mengembangkan kawasan Dolly.

Dubes Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan, investasi ini penting untuk mendukung Pemkot Surabaya.

Ia pun mengutarakan kesenangannya melihat perubahan besar yang terjadi hari ini.

"Kami berharap, program ini akan terus berlanjut, sebagaimana saya sebut, proyek ini perlu ide baru dalam pengembangan UMKM dan Pemerintah untuk menyelesaikan transformasi yang belum selesai di Dolly," kata Jenkins.

Kampung Dolly dalam sejarahnya dianggap sebagai pusat konsentrasi prostitusi tertinggi di kawasan Asia Tenggara.

Pada 2014 lalu, pemerintah akhirnya melakukan penertiban dan menutup kawasan Kampung Dolly.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini