"Kalau duitnya nggak pernah diambil adik saya, kan seharusnya duitnya masih ada dong sama pelaku," ucap Okan Kornelius.
Bermula dari Follower di Medsos
Rasuna Selvia mengatakan, kasusnya tersebut bermula saat mengenal dua pelaku, A dan P, di akun media sosial.
Mereka adalah followers akun media sosial Rasuna Selvia adik Okan Kornelius.
Dari akun media sosialnya itu Rasuna Selvia mengetahui bisnis saham dan emas yang dijalankan A dan P bersama perusahaannya.
"Awalnya modal sekitar Rp 100 juta sampai Rp 500 juta, tetapi saya nggak berani waktu itu, karena terlalu besar," kata Rasuna Selvia.
Tidak lama kemudian, Rasuna mulai berubah pikiran. Ia kemudian tertarik berbisnis setelah melihat di unggahan akun media sosialnya ada banyak pejabat sampai jenderal yang ikut bisnis tersebut.
"Mereka bilang bisnisnya juga diawasi Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi)," kata Rasuna Selvia.
Adanya keterlibatan Bappebti itu membuat Rasuna Selvia yakin ikut bisnis tersebut.
"A dan P ini mengaku trading profesional dan waktu itu mereka bilang modal bisa ditarik sewaktu-waktu, tapi nyatanya saya nggak bisa narik modal setiap tanggal 26," jelas Rasuna Selvia.
Sudah Banyak Korbannya
Para pelaku itu, lanjutnya, juga menjanjikan keuntungan Rp 50 juta sampai Rp 100 juta.
"Awalnya saya memasukkan modal Rp 400 juta, bulan berikutnya minta top up lagi, sampai terakhir pada 7 Maret 2022 itu saya tambahkan modalnya Rp 50 juta dan total modalnya Rp 1,925 miliar," kata Rasuna Selvia.
"Saya pikirnya kan aman, karena dibawah dan diawasi Bappebti," lanjutnya. Nyatanya, Rasuna Selvia merasa telah menjadi korban penipuan.