Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Realestat Indonesia (REI) menilai bangkrutnya raksasa properti asal China, Evergrande Group, akan membuat konsumen kelas atas di Indonesia "mengerem" berinvestasi properti.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) REI periode 2023-2027, Joko Suranto mengatakan, konsumen kelas atas akan cenderung menahan diri.
"Kalau untuk yang (konsumen) atas pastinya tekanannya akan lebih kuat. Mereka kan relatifnya orang yang memiliki kemampuan finansial, mampu menahan diri dan mengevaluasi. Mereka punya pilihan untuk investasi dan sebagainya," katanya kepada Tribunnews, Sabtu (19/8/2023).
Baca juga: Bangkrutnya Evergrande Bakal Berdampak pada Sektor Properti Indonesia, REI: Tak Berlangsung Lama
Menurut dia, para investor akan lebih menahan diri, menahan dahulu, dan berhati-hati dalam memilih properti beserta pengembangnya.
Hal itu akan memberikan tekanan pada sektor properti di Indonesia. "Sehingga itu semua akan memberikan tekanan, bahasanya adalah akan ada relatif perlambatan," kata Joko.
Sedangkan untuk konsumen menengah ke bawah, ia beranggapan tak akan begitu terpengaruh oleh kebangkrutan yang dialami Evergrande Group.
"Jadi kalau tekanan utamanya kan kalau kita melihat data dari PUPR, di mana backlog yang 12 juta lebih itu terjadi di struktur konsumen yang relasi menengah ke bawah," kata Joko.
"Artinya tingkat kebutuhan rumah untuk rumah pertama ataupun kebutuhan utama itu masih terjaga dan setidaknya itu akan menopang kinerja properti. Itu akan mendukung sisi cash flow developer," lanjutnya.
Secera keseluruhan, Joko melihat dampak dari kebangkrutan Evergrande akan terasa pada sektor properti Tanah Air, tetapi tidak berlangsung lama.
"Ya kalau pengaruh atau dampaknya pasti akan ada, walaupun itu juga akan pendek ya," katanya.
Menurut dia, pengaruh pertama yang akan terasa adalah pada bursa saham, di mana akan mendorong adanya sentimen negatif khususnya untuk saham sektor properti. Lalu, akan berdampak pada bursa secara keseluruhan.
Kedua, pada sektor properti, calon konsumen yang sadar akan kebangkrutan Evergrande Group dinilai akan mendapat tekanan.
"Konsumen yang ngeh dan sebagainya akan lebih hati-hati memilih propertinya, memilih developer-nya," ujar Joko.