TRIBUNNEWS.COM - Komunitas wirausaha Tangan Di Atas (TDA) terus berkembang dan berdampak positif bagi anggotanya. TDA adalah komunitas yang saling memberdayakan dan eksplorasi sumber daya bisnis berbasis teknologi.
Disebutkan, Badroni Yuzirman dan 6 pengusaha lainnya mendirikan TDA pada Januari 2006. Saat ini, komunitas itu telah memiliki hampir 40 ribu member di 103 daerah Indonesia dan 4 TDA luar negeri.
Salah satu cabang TDA paling aktif adalah TDA Jakarta Barat. Pada Jumat (28/07/2023), TDA Jakbar mengadakan acara Kopi Darat dan Serah Terima Amanah (Kopdar-Sertinah) di Hotel Ibis Daan Mogot.
Acara ini dihadiri oleh seratusan anggota TDA, termasuk pebisnis sukses yang tak lain adalah presiden TDA 8.0 yang baru dilantik, berbagi kisah inspiratif tentang “Idea Indonesia Hingga IPO” sekaligus menandai kepimpinan baru Syafli Antia sebagai Ketua TDA Jakbar 8.0 dari Leo Lamin sebagai ketua TDA Jakbar 7.0.
Ketua TDA Jakbar baru, Syafli Antia, mengatakan ia akan melanjutkan program-program yang telah dilakukan oleh ketua sebelumnya, Leo Lamin.
"Kita juga akan merapikan legalitas bisnis anggota, membantu akses modal dengan menghubungkan ke venture capital atau perbankan, mempermudah akses pasar dan membangun kemitraan dengan instansi terkait," ujar Syafli dalam keterangannya, Sabtu (28/7/2023).
Acara Kopdar ini merupakan salah satu bentuk kegiatan rutin yang dilakukan oleh TDA Jakbar. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi, memperluas jaringan, dan meningkatkan kompetensi anggota.
Presiden TDA, Eko Desriyanto dalam pembukaan Kopdar dan Sertinah TDA ini mengatakan TDA Periode 8.0 akan membawa semangat “To the Next Level'.
Hal ini berarti melanjutkan warisan yang telah ditorehkan oleh pendahulunya, dengan program-program tepat, cepat dan presisi agar TDA mengalami lompatan kemajuan bagi organisasi dan seluruh anggotanya.
Pada sesi sharing story, Eko mengungkapkan kisah suksesnya membangun bisnis jasa kursus, yang kemudian berkembang dan merambah ke bidang lain tetap berhubungan dengan menyiapkan tenaga terampil.
“Terus terang, bisnis saya berkembang dan maju hingga saat ini karena saya belajar banyak dari TDA,” katanya.
Eko lalu mengungkapkan satu istilah dikemukakan mentornya, “Jika di dunia ini cuma ada satu barang yang kamu punya, maka kamulah yang menentukan harganya,” ujarnya sambil menambahkan dirinya mencari antitesa dari bidang vokasional yang selama ini digelutinya.
Trik dan strateginya pun diungkapkan Eko. Pertama, memberikan garansi 100 persen kepada peserta kursus atau pelatihan dunia kerja, yaitu jaminan dapat bekerja atau penempatan setelah kursus selesai.
Karena itu dirinya lalu melakukan pendekatan yang perusahan atau jasa butuhkan tenaga kerja dididiknya, dimulai dengan magang.