Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Agus Sudrajat (53) yang ke Jepang sejak 23 tahun lalu akhirnya sejak 15 tahun lalu menemukan bisnisnya yang pas membuka toko omiyage (oleh-oleh Jepang) di Akihabara Tokyo.
"Awalnya saya kan pengasuh para pemagang Indonesia di Asakusa Jepang. Lalu mereka katakan, kang, jualan aja oleh-oleh buat kita yang mau pulang ke Indonesia," papar Agus khusus kepada Tribunnews.com Rabu (20/12/2023).
Dari ide pemagang tersebut akhirnya Agus emulailah bisnisnya 15 tahun lalu berjualan oleh-oleh (omiyage).
Baca juga: Alasan Akane Yamaguchi Mundur dari BWF World Tour Finals 2023, Oleh-oleh Asian Games Belum Kelar
"Awalnya susah banget. Kita sampai minta tolong banget mau menjual barang omiyage ke saya. Ditolak. Dah punya toko belum, jualannya berapa banyak dan sebagainya. Alhamdullillah kini terbalik. Apalagi setelah pandemi kemarin. Mereka para pembuat omiyage Jepang yang banyak datang ke saya minta tolong membeli dan menjualnya di toko saya," jelasnya.
Para pembuat omiyage Jepang umumnya berusia 70 tahunan sudah tua dan banyak yang menghentikan usahanya.
"Mereka jual semua ke saya harus borong karena mau berhenti produksi barangnya sudah tua-tua. Akhirnya saya borong dengan harga murah dan saya jual pelan pelan di toko ini."
Alhamdullillah toko berjalan dengan lancar banyak sekali pembeli ke tokonya seperti dua hari lalu puluhan WNI ke tokonya untuk memborong oleh-oleh Jepang, "Lumayan mas banyak sekali yang beli dua hari lalu rombongan Presiden yang ke Jepang," paparnya lagi.
Agus beristerikan wanita Jepang berasal dari Chiba yang menikahinya 24 tahun lalu di Bandung kota asalnya.
Namun kemudian melahirkan seorang anak yang memiliki penyakit Nomor 18, menurut Agus penyakit parah sekali harus diinfus tak bisa makan tak bisa minum dan sebagainya.
"Sejak 5 bulan hingga kini berusia 15 tahun dia diinfus terus. Jadi saya harus kerja keras cari uang guna menghidupinya. Alhamdullillah pemerintah Jepang banyak sekali membantu."
Selain membiayai sakit anaknya, Agus juga harus membayar uang sewa tokonya 350.000 yen sebulan.
Baca juga: Syarat dan Cara Ajukan Izin Produksi Seragam Batik Haji 2024 dari Kemenag Bagi Pelaku UMKM dan IKM
"Saya sih sudah bicara dengan yang punya rumah kalau punya uang pasti saya bayar saya beli toko ini. Itulah target saya," tekannya lagi.
Saat ini Agus mengaku belum punya website untuk jualan omiyage yang ditawarkan khususnya kepada para WNI yang ada di Jepang.