Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPORE – Harga minyak mentah melonjak 1,5 persen di sesi pertama perdagangan Asia yang dibuka pada Selasa (2/1/2024).
Kenaikan ini dipicu oleh potensi gangguan pasokan di Timur Tengah pasca bentrokan yang terjadi di Laut Merah, serta harapan akan permintaan liburan yang kuat dan stimulus ekonomi di China.
Minyak mentah Brent naik 1,20 dolar AS atau 1,5 persen, menjadi 78,24 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Terkerek Lagi karena Konflik di Timur Tengah
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berada di angka 72,66 dolar AS per barel, naik 1 dolar AS, atau 1,4 persen.
“Harga minyak mungkin terpengaruh oleh meningkatnya ketegangan di Laut Merah selama akhir pekan lalu dan puncak musim permintaan selama Festival Musim Semi China,” kata Leon Li, analis CMC Markets yang berbasis di Shanghai, merujuk pada liburan Tahun Baru Imlek yang ditetapkan untuk awal Februari 2024.
Li menambahkan bahwa perkiraan permintaan liburan di China juga meningkatkan ekspektasi rebound harga di bulan ini.
Setidaknya empat kapal tanker yang mengangkut solar dan bahan bakar jet dari Timur Tengah dan India ke Eropa berlayar mengelilingi Afrika untuk menghindari Laut Merah, menurut data pelacakan kapal.
Di China, ekspektasi investor terhadap langkah-langkah stimulus baru meningkat setelah aktivitas manufaktur pada Desember 2023 menyusut untuk bulan ketiga, menurut data pemerintah yang dirilis pada Minggu (31/12/2023).
Stimulus dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, berpotensi meningkatkan permintaan minyak di negara konsumen minyak terbesar kedua di dunia, dan juga memberikan dukungan pada harga.