News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

APBN 2023 Tekor Rp 347,6 Triliun, Penerimaan Pajak Diklaim Lampaui Target

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat membuka seminar internasional Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED) Ke-12 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, 6-7 Desember 2023.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2023 ditutup defisit sebesar Rp 347,6 triliun dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Sri Mulyani bilang, nilai defisit tersebut lebih kecil dari yang ditargetkan dalam APBN 2023 sebesar Rp 598,2 triliun serta target yang tertera pada Perpres Nomor 75 Tahun 2023 sebesar Rp 479,9 triliun.

"Realisasi defisit kita jauh lebih kecil yaitu Rp 347,6 triliun, defisit kita hanya 1,65 persen
dari PDB," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa di Jakarta, Selasa (2/1/2024).

Dia juga mengatakan, pendapatan negara sepanjang tahun 2023 sebesar Rp 2.874,3 triliun. Jumlah ini setara 112,6 persen terhadap target APBN 2023 sebesar Rp 2.463 triliun.

Sedangkan dalam Perpres Nomor 75 Tahun 2023, jumlah pendapatan negara itu setara
105,2 persen dari nilai yang ditargetkan sebesar Rp 2.637,2 triliun.

Selain itu, realisasi belanja negara sepanjang tahun 2023 ini tercatat Rp 3.121,9 triliun atau 102 persen dari target APBN 2023 sebesar Rp 3.061,2 triliun.

Baca juga: Utang Pemerintahan Jokowi Makin Menggunung, Tembus Rp 8.041 Triliun

Sementara dalam Perpres 75/2023 realisasi belanja negara itu setara 100,2 persen dari Rp 3.117,2 triliun.

"APBN kita sudah ahead the curve, pencapaian kita jauh lebih cepat dari yang kita
perkirakan atau kita desain bahkan semenjak tahun 2022," kata Sri Mulyani.

"APBN kita menunjukkan kinerja yang sangat solid dan kredibel, kredibilitasnya
melonjak sangat tinggi," lanjutnya.

Sementara untuk realisasi keseimbangan primer sepanjang 2023 ini tercatat surplus Rp
92,2 triliun. Jumlah ini tercatat positif dibandingkan tahun 2022 lalu yaitu sebesar Rp
74,1 triliun.

"Dalam satu tahun pembalikan dari negatif Rp 74,1 triliun ke positif Rp 92,2 triliun ini adalah cerita positif yang luar biasa dari story dari APBN kita, dengan penerimaan kita bagus, belanja kita jaga, momentum defisit lebih rendah, keseimbangan primer kita positif, maka pembiayaan kita juga turun drastis," jelasnya.

Untuk penerimaan pajak sepanjang 2023 mencapai Rp 1.869,2 triliun atau 108,8
persen dari target APBN awal atau 102,8 persen dari Perpres Nomor 75 Tahun 2023.

Baca juga: Sri Mulyani Beberkan Kunci Pertumbuhan Ekonomi 2024: Jangan Sampai APBN Jadi Sumber Masalah

Menurut Sri Mulyani, capaian itu sekaligus mencetak hattrick selama tiga tahun
berturut-turut jumlah penerimaan pajak melampaui target mulai 2021, 2022 sampai
2023.

"Penerimaan pajak 2023 ini istilahnya hattrick, 3 kali goals berturut-turut dari 2021,
2022-2023 semuanya di atas 100 persen. Ini kinerja yang harus terus kita jaga nanti
dengan korteks kita sudah selesai reform di tempat pajak kita berharap di Direktorat
Jenderal Pajak juga akan meningkat," kata Sri Mulyani.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini