Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan industri perbankan Indonesia tetap resilien dan berdaya saing berdasar pantauan hingga November 2023.
Hal itu didukung oleh tingkat profitabilitas atau return or asset (ROA) dan permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) yang relatif tinggi.
Tingkat ROA pada November 2023 tercatat sebesar 2,73 persen, meningkat dari 2,47 persen pada November 2022.
Sementara itu, tingkat CAR pada November 2023 sebesar 27,89 persen, meningkat dari November 2022 sebesar 25,45 persen.
Dari sisi kinerja intermediasi pada November 2023, secara year-on-year (YoY) kredit perbankan tumbuh sebesar 9,74 persen, menjadi Rp 6.965,90 triliun.
"Pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit modal kerja sebesar 10,14 persen YoY," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers RDK Bulanan Desember 2023 secara daring, Selasa (9/1/2024).
Kemudian, ditinjau dari kepemilikan Bank, Bank milik BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit, yaitu sebesar 12,13 persen dengan porsi kredit sebesar 45,81 persen dari total kredit perbankan.
Baca juga: Perbankan Sudah Blokir 4.000 Rekening Judi Online Atas Permintaan OJK
Kontribusi sektor perbankan dalam pembiayaan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan juga terwujud melalui pembelian obligasi korporasi non bank dan pembelian SBN oleh perbankan.
Baca juga: OJK: Oktober 2023, Kredit Perbankan Tumbuh 8,99 Persen
"Sehingga, kepemilikan sektor perbankan terhadap obligasi korporasi dan SBN mencapai Rp 269,46 triliun dan sebesar Rp 1436,31 triliun," kata Dian.