Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennus Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stok beras di gerai ritel modern menipis. Bahkan, beberapa ritel tidak menyediakan stok beras, dan hanya menyisakan secarik kertas bertuliskan, "Pembatasan pembelian beras maksimal 2 pack per orang,".
Pantauan Tribunnews, di beberapa gerai ritel modern seperti Indomaret, Alfamart, Alfamidi di Bekasi, stok beras kemasan dalam kondisi kosong.
Di gerai Alfamidi misalnya, terpantau hanya menyediakan beras merah seharga Rp 27.000 per kilogram.
Seorang pramuniaga gerai ritel, Adit menyampaikan, suplai beras mulai menipis sejak satu hingga dua pekan terakhir. "Emang lagi kosong mas, datang juga dikit-dikit," tuturnya, Selasa (13/2/2024).
Sedangkan, di Indomaret terlihat rak-rak yang diperuntukkan untuk menjual beras kosong. Hanya menyisakan tulisan, "Pembatasan pembelian beras maksimal 2 pack per orang."
Di Superindo misalnya, sama hanya menjuka beras merah seharga Rp 39.900 per dua kilogram. Beras baru ditemui di gerai Family Mart. Beras premium bermerek dua tani dijual per lima kilogram seharga Rp 69.500.
Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) memaparkan beberapa faktor penyebab harga beras melambung tinggi.
Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan menyebutkan harga dan keberadaan beras kini semakin tak jelas.
Baca juga: Bulog Kebut Pengadaan 200 Ribu Ton Beras dari Thailand dan 1 Juta dari China
Dia mendapati laporan untuk harga beras medium terkerek di Rp 13.500/kg sedangkan beras premium sudah menyentuh Rp 18.500/kg, persoalan harga beras yang tak kunjung menyentuh Harga eceran tertinggi (HET) ini disebabkan beberapa faktor.
"Yang pertama ialah pemerintah tidak serius dalam pengelolaan perberasan sejak musim tanam tahun 2022 hingga kini sehingga produktivitas beras kita datanya simpang siur," ujar Reynaldi saat dihubungi Tribunnews, Senin (12/2/2024).
Baca juga: Terungkap, Pasokan Beras SPHP Bulog ke Ritel Modern Ternyata Sempat Tak Lancar Akibat Dipakai Bansos
Kedua, Ikappi mendorong agar sinkronisasi data antara beras yang di sebarkan di masyarakat digunakan untuk bantuan sosial dan yang disebarkan untuk pedagang pasar itu penting untuk keberlangsungan pasar agar harga dipasar tidak tinggi.
"Ikappi mendorong agar pemerintah berhati-hati dengan lonjakan beras dan sulitnya beras di dapati di pasar tradisional, ini penting karena ini momen politik, musim pemilu," kata Reynaldi.
"Banyak beras yang di ambil di luar pasar tradisional atau produsen besar. Ini yang harus dijaga oleh pemerintah untuk ke depan," tambah Reynaldi.
Sedangkan, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) mengungkap pasokan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) milik Bulog ke gerai ritel modern sempat terkendala.
Menurut Ketua Umum APRINDO Roy Mandey, pasokan beras SPHP ke ritel modern terkendala akibat penyalurannya diprioritaskan untuk bantuan sosial (bansos) berupa bantuan pangan beras.
"Ada beberapa peritel yang kosong itu karena memang tidak tersuplai dengan lancar yang SPHP," kata Roy kepada wartawan di Jakarta, Senin (12/2/2024).
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi telah mengatakan, pihaknya bersama semua stakeholder pangan akan segera menggelontorkan beras ke berbagai lini pasar.
Ini merupakan perintah dari Presiden Jokowi agar masyarakat kembali bisa berbelanja beras dengan tenang dan bijak sesuai kebutuhan.
Jokowi telah memerintahkan agar semua pihak terkait bisa mengonversi beras 5 kg, lalu segera kirim ke pasar tradisional dan pasar ritel modern.