News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

IHSG Menghijau Usai Pencoblosan Capres-Cawapres, Ini Penjelasan Manulife Aset Manajemen

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja beraktivitas di Galeri PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah lembaga survei nasional telah memunculkan hasil hitung cepat atau quick count atas pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Salah satu lembaga yang mengeluarkan hasil quick count tersebut yakni Litbang Kompas.

Hasil sementara menunjukan perolehan suara pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka mengungguli dua pasangan calon lainnya. Di mana, pasangan nomor 02 meraup suara di angka 58 persen.

Dengan demikian, ada indikasi kuat bahwa Prabowo-Gibran akan memenangkan perhelatan Pilpres 2024, bahkan pasangan tersebut akan menang dalam satu putaran.

Baca juga: IHSG dan Ekonomi Bergerak Positif Setelah Prabowo-Gibran Unggul Quick Count, Ini Kata Sekjen Repnas

Lalu, bagaimana prospek pasar saham Indonesia ke depannya jika dikaitkan dengan sentimen kemenangan Prabowo-Gibran?

PT Manulife Aset Manajemen Indonesia mengatakan, sentimen Pilpres 2024 kali ini cenderung lebih memberikan dampak positif ke pasar saham.

Senior Portfolio Manager, Equity Manulife Aset Manajemen Indonesia, Samuel Kesuma CFA menjelaskan, visi misi Capres-Cawapres nomor urut 02 berkomitmen untuk melanjutkan program-program dan kebijakan di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Hal tersebut yang dinilai Samuel akan membawa optimisme bagi para investor pasar saham, khususnya investor asing.

"Dalam jangka pendek, hasil pemilu disambut secara positif oleh pasar. Investor pasar saham, terutama investor asing, umumnya lebih menyukai pemimpin baru yang melanjutkan kebijakan pemerintahan sebelumnya," ucap Samuel dalam keterangannya, Rabu (21/2/2024).

"Hal ini disebabkan preferensi investor untuk kestabilan dan minimnya risiko dari perubahan kebijakan yang ekstrem," sambungnya.

Samuel melanjutkan, pemilu yang digadang-gadang akan berlangsung satu putaran ini juga akan memberikan sinyal kepada dunia usaha atas berbagai keputusan investasi dan bisnis ke depan.

Sehingga, pemilu satu putaran akan membuka peluang kinerja investasi ke performa yang lebih baik.

"Pemilu yang diperkirakan akan berlangsung satu periode juga dipersepsi positif bagi ekonomi karena memperbesar potensi komitmen dana investasi langsung tahun ini," paparnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini