Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kecelakaan kerja kembali terjadi di smelter di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah, tepatnya di salah satu tenant, yakni PT ITSS (Indonesia Tsingshan Stainless Steel).
Kecelakaan yang terjadi pada Kamis (13/6/2024) malam ini mengakibatkan dua buruh PT ITSS bernama Jekmaryono dan Yudarlan menjadi korban, sehingga mereka harus dilarikan ke rumah sakit.
Kecelakaan ini pun disayangkan oleh Serikat Buruh Industri, Pertambangan dan Energi (SBIPE) IMIP Morowali.
Ketua SBIPE IMIP Morowali, Henry, menilai bahwa ini menunjukkan tidak ada perbaikan yang berarti dilakukan oleh PT ITSS dalam melakukan pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap buruh, sehingga timbul kecelakaan seperti Desember 2023.
Baca juga: 5 Peristiwa Ledakan Smelter di Kawasan PT IMIP Morowali: Terbaru Semburkan Uap Panas, 2 Pekerja Luka
Di tempat yang sama pada 24 Desember 2023, terjadi ledakan smelter PT GNI dan PT ITSS yang mengakibatkan 59 orang menjadi korban, di mana 21 di antaranya tewas.
Oleh karena itu, Henry mengatakan, sangat penting untuk dilakukan audit menyeluruh melalui tim independen yang melibatkan serikat buruh, sebagaimana yang sudah pihaknya sampaikan saat tragedi ITSS pada Desember 2023.
"Perusahaan harus bertanggungjawab atas kejadian ini dan memastikan penanganan yang baik terhadap korban termasuk pemenuhan seluruh hak mereka," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (14/6/2024).
Henry menambahkan bahwa korban tragedi ITTS 2023 juga masih belum tuntas ditangani oleh perusahaan.
"Kami sedang mendampingi para korban untuk memastikan dipenuhinya hak mereka yang sampai saat ini masih belum terpenuhi oleh pihak perusahaan," pungkas Henry.
Diketahui, dalam kecelakaan kerja ini, SBIPE IMIP Morowali menyebut telah terjadi ledakan di smelter PT ITSS. Namun, pihak PT IMIP telah membantahnya.
Manager Media Relations PT IMIP Dedy Kurniawan membantah tungku smelter PT ITSS meledak lagi.
Dia bilang, kecelakaan kerja ini akibat semburan uap panas ketika karyawan melakukan pembersihan terak baja yang terdapat di lantai pabrik.
Dedy pun membeberkan kronologinya. Kejadian ini berawal ketika sejumlah karyawan sedang melakukan pembersihan lantai pabrik dari ceceran terak baja.