Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kinerja ekspor produk perikanan mencapai 2,71 miliar dolar Amerika Serikat (AS) hingga semester I 2024 atau naik 1 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar 2,69 miliar dolar AS.
"Dari target yang dicanangkan tahun 2024 itu adalah Rp 7,2 miliar dolar AS, capaian semester 1 telah mencapai Rp 2,71 miliar dolar AS," kata Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDPKP) Budi Sulistyo dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja KKP Semester I di Gedung Mina Bahari IV, Jumat (26/7/2024).
Budi menyatakan, Amerika Serikat masih menjadi negara utama tujuan ekspor produk perikanan Indonesia dengan nilai 889,39 juta dolar AS atau setara 32,8 persen dari total ekspor perikanan. Kemudian disusul oleh China, ASEAN, Jepang dan Uni Eropa.
"Amerika masih berkontribusi 32,8 persen, disusul lagi oleh China 20,5 persen, kemudian ketiga ASEAN itu adalah 13 persen, dan Jepang 10 persen, dan untuk Uni Eropa 7,1 persen," ujar Budi.
Komoditas utama ekspor di semester I 2024 ini yang terbesar yakni udang sebesar 755,79 juta dolar atau 27,8 persen dari total ekspor. Kemudian tongkol, tuna dan cakalang sebesar 456,64 juta dolar AS setara 16,8 persen, cumi, sotong gurita sebesar 396,94 juta dolar AS.
Baca juga: Nilai Ekspor Ikan Hias Indonesia Tembus Rp 634 Miliar di 2023, Paling Banyak ke China
"Rajungan, Kepiting 10 persen, dan rumput laut 6 persen. Jadi ini adalah, kalau kita lihat, adalah komoditas yang menjadi komoditas yang menjadi primadonanya ekspor di Indonesia," jelasnya.
Adapun di semester I ini neraca perdagangan produk perikanan mengalami surplus sebesar 2,49 miliar dolar setara Rp 40,67 triliun atau naik 6,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.