Sarwo Edhy menduga, penurunan anggaran tersebut untuk persiapan program makan bergizi gratis di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Penurunan anggaran ini tidak hanya dialami oleh Bapanas, tetapi kementerian/lembaga lain juga mengalami hal serupa.
"Bukan hanya Badan Pangan Nasional saja yang turun, tetapi hampir seluruh kementerian lembaga anggarannya di tahun 2025 ini turun," kata Sarwo.
"Mungkin persiapan untuk program Bapak Presiden yang baru dengan makan gratis. Mungkin ya," lanjutnya.
Sarwo pun mencontohkan anggaran Kementerian Pertanian juga mengalami penurunan dari Rp 14 triliun menjadi Rp 8 triliun. Menurut dia, penurunannya sangat signifikan, yaitu sebesar Rp 6 triliun.
Dalam anggaran sebesar Rp 329,9 miliar di tahun 2025 nanti, Bapanas telah mengalokasikannya untuk sejumlah program. Pertama untuk program ketersediaan akses dan konsumsi pangan berkualitas sebesar Rp212,8 miliar.
Program ini, terdiri dari kegiatan pemantapan, ketersediaan dan stabilisasi pasokan dan harga
pangan yang ada di Deputi I sebesar Rp87,9 miliar.
Kemudian, pengandalian kerawanan pangan dan gizi dan pemantapan kewaspadaan pangan dan gizi di Deputi II sebesar Rp 56,8 miliar.
Masih dalam program sama, anggaran tersebut juga akan digunakan untuk pemantapan penganekaragaman
konsumsi dan keamanan pangan yang ada di Deputi III sebesar Rp 68,1 miliar.
Berikutnya, ada Program Dukungan Manajemen di Sekretariat Utama sebesar Rp117,1 miliar yang terdiri dari gaji dan operasional perkantoran belanja mengikat sebesar Rp 79,1 miliar, serta dukungan manajemen dan teknis lainnya sebesar Rp 38 miliar.
"Kami juga telah mengusulkan tambahan anggaran bantuan pangan untuk cadangan pangan kepada pemerintah sekitar Rp 20,2 triliun," ucap Sarwo.
Program Makan Bergizi Gratis Simpang Siur
Ditemui terpisah, Loyalis Prabowo Subianto, Angga Wira menyebut belum ada angka pasti untuk setiap porsi makan bergizi gratis.
Angga Wira mengungkapkan hal tersebut usai adanya simpang siur terkait besaran anggaran yang diperlukan untuk satu porsi program makan bergizi gratis.
Menurutnya, belum pastinya besaran yang ditetapkan lantaran harga bahan baku program makan bergizi gratis di berbagai daerah berbeda-beda.
"Belum, belum ada angka firm. Karena pastinya dari beberapa daerah kan COGS-nya (Cost of Good Sold) beda-beda. Pasti ada subsidi silang," kata dia.
Dia menyebutkan, Tim Pemerintahan yang baru hingga kini masih menerima masukkan dari berbagai pihak terkait program yang dimaksud. Contohnya seperti