Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri Makanan dan Minuman (Mamin) berkontribusi 39,91 persen terhadap PDB Industri Non-Migas dan 6,97 persen terhadap PDB nasional pada triwulan pertama 2024.
Dari banyaknya subsektor yang ada di industri Mamin, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyoroti kinerja gemilang dari lima subsektor industri tersebut.
"Pertama, Industri Pengolahan Kakao atau Cokelat. Saat ini Indonesia merupakan salah satu produsen produk olahan kakao terbesar ke-4 di dunia. Selain itu, Indonesia berada di peringkat ke-7 di dunia sebagai produsen biji kakao terbesar," tutur Agus dalam acara Specialty Indonesia, Jakarta, Senin (5/7/2024).
Pada tahun 2023, Industri pengolahan kakao Indonesia mampu menyumbang devisa dengan nilai ekspor lebih dari 1 miliar dolar AS.
Baca juga: Tingkatkan Kompetensi, Kemendikbudristek Beri Magang LKP Barista di Industri Kopi
Selain itu, 78 persen atau 300.287 ton dari total volume produksi industri pengolahan kakao telah diekspor ke 96 negara, diantaranya ke Amerika Serikat, India, China, Estonia dan Malaysia.
Kedua, Industri Teh. Sebagai bahan minuman, teh memiliki nilai lebih dibandingkan dengan minuman lainnya, mengingat teh kaya akan mineral dan vitamin yang diperlukan oleh tubuh. Berbagai manfaat teh untuk kesehatan juga telah diakui oleh para pakar gizi.
"Ekspor produk olahan teh Indonesia pada tahun 2023 mencapai 37.878 ton atau senilai 74,12 juta dolar AS," ungkap Menperin.
Ketiga, Industri Pengolahan Buah. Industri pengolahan buah memiliki potensi tinggi untuk ditingkatkan lagi ekspornya.
Pada tahun 2023 volume ekspor olahan hasil hortikultura mencapai 328 juta ton atau setara 449 juta dolar AS..
Keempat, Industri Kopi. Produksi pengolahan kopi di Indonesia mencapai 426.500 ton pada tahun 2023, dimana 97.300 ton diantaranya diekspor ke mancanegara.
"Hal ini menjadikan Indonesia di posisi ke-4 penghasil kopi terbesar di dunia, dibawah Brazil 2,68 juta ton/tahun, Vietnam 1,5 juta ton/tahun dan Kolombia 760.000 ton/tahun," jelas Agus Gumiwang.
Meskipun demikian, variasi kopi Indonesia paling banyak di antara negara-negara lainnya. Ini bisa menjadi modal utama untuk pengembangan produk dari banyaknya varietas kopi Indonesia tersebut di masa yang akan datang.
"Apalagi, saat ini minat masyarakat terhadap kopi juga semakin berkembang pesat yang ditandai dengan tumbuhnya jumlah kedai kopi secara masif di berbagai daerah di Indonesia," imbuhnya.
Kelima, Industri Pengolahan Susu. Produk olahan susu yang sedang berkembang di pasar domestik maupun ekspor adalah produk keju dan yogurt.
"Nilai ekspor produk susu meningkat sekitar 37 persen menjadi dari 7,8 juta dolar AS pada tahun 2021 menjadi 10,7 juta dolar AS pada tahun 2023," jelas Menperin.
Untuk produk yogurt, nilai ekspor pada tahun 2021 mencapai 20 juta dolar AS dan mengalami peningkatan menjadi 23,1 juta dolar AS atau sebesar 15 persen pada tahun 2023.
"Namun demikian, kedua nilai ekspor ini masih sangat kecil, dibandingkan negara tetangga, Selandia Baru, yang mengekspor produk susu hingga 904,20 juta dolar AS, sehingga menguasai 8,2 persen pangsa pasar susu dunia," ucap Menperin.