News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perekonomian RI Kuartal II 2024 Ditopang Konsumsi Rumah Tangga, Tumbuh 4,93 Persen

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Tangerang Selatan, Banten, Senin (25/12/2023). Konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang utama perekonomian Indonesia pada triwulan-II 2024 yang tumbuh 5,05 persen secara tahunan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang utama perekonomian Indonesia pada triwulan-II 2024 yang tumbuh 5,05 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Moh. Edy Mahmud mengatakan, konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) memberi kontribusi 54,53 persen.

Pada triwulan-II 2024, konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan terbesar, yaitu 2,62 persen.

"Komponen ini tumbuh cukup kuat yaitu sebesar 4,93 persen. Hal ini mengindikasikan masih kuatnya permintaan domestik dan daya beli masyarakat," kata Edy dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (5/8/2024).

Ia mengatakan, konsumsi rumah tangga terus tumbuh didorong oleh perayaan hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, Waisak, Kenaikan Isa Almasih, serta Idul Adha.

Berikutnya, pertumbuhan konsumsi rumah tangga didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur maupun hari besar keagamaan dan libur sekolah.

"Subkomponen rumah tangga yang tumbuh tinggi adalah subkomponen transportasi dan komunikasi, serta subkomponen restoran dan hotel," ujar Edy.

Meski tumbuh 4,93 persen, pertumbuhan pada kuartal II-2024 ini tidak setinggi periode sama tahun lalu yang sebesar 5,22 persen.

Baca juga: Konsumsi Rumah Tangga Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi RI di Kuartal I 2024

Edy menyebut ada sebagian komoditas dalam konsumsi rumah tangga seperti pakaian dan transportasi yang mengalami pertumbuhan tidak setinggi tahun lalu.

"Ini juga ditunjukkan dengan indikator seperti indeks perdagangan eceran deal yang memang melambat dan penjualan wholesale sepeda motor juga melambat," ucap Edy.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini