Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan, sejumlah sektor masih akan mendapatkan kucuran subsidi dan kompensasi pada tahun 2025.
Tak hanya sektor energi seperti BBM dan listrik, beberapa sektor lain turut mendapatkan kucuran insentif fiskal berupa subsidi dan kompensasi.
Untuk subsidi nonenergi akan dialokasi seperti pupuk untuk petani, transportasi publik, serta subsidi selisih bunga untuk perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah.
Baca juga: Menkeu Beberkan RAPBN 2025: Ekonomi RI Diproyeksi Tumbuh 5,2 Persen, Pendapatan Negara Rp 2.996,9 T
"Kita juga memberikan subsidi yang nonenergi ini untuk masyarakat berpendapatan rendah, terutama untuk pembelian rumah, ini yang kemarin menjadi salah satu isu untuk mengakselerasi 1 juta rumah untuk MBR," ungkap Sri Mulyani.
"Dan tahun depan akan ada target baru yang akan ditetapkan oleh pemerintah presiden terpilih," sambungnya.
Selain itu, terdapat pula subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR), hingga insentif pajak ditanggung pemerintah (DTP) mendukung sejumlah sektor usaha.
Sri Mulyani menegaskan, hal ini merupakan upaya Pemerintah untuk tetap menjaga daya beli masyarakat.
"KUR akan terus disediakan subsidi untuk bunganya, untuk UMKM, petani, nelayan. Dan kita masih menggunakan insentif pajak yang ditanggung pemerintah untuk sektor-sektor pilihan," papar Sri Mulyani.
"Kemarin ada perumahan, otomotif. Nanti presiden terpilih bisa menentukan sektor mana yang jadi perhatian," pungkasnya.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani Wanti-wanti Kondisi Global Penuh Tantangan, Ini Alasannya
Sebelumnya, Pemerintah menganggarkan nilai subsidi dan kompensasi sektor energi senilai Rp394,3 triliun, pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
Jika dilihat lebih detail, angka tersebut lebih besar dari tahun sebelumnya yang senilai Rp334,8 triliun.
"Subsidi kompensasi untuk tahun 2025 mencapai Rp 525 triliun, kalau kita lihat (rinciannya) subsidi energi dan kompensasi Rp 394,3 triliun, dan subsidi non energi Rp 131,3 triliun," ungkap Sri Mulyani.