Namun, kini, angka tersebut kemungkinan akan disambut sebagai sinyal bahwa resesi tidak akan menjadi kekhawatiran besar. Suku bunga dan kekuatan ekonomi biasanya merupakan dua faktor utama yang menentukan harga saham.
Bursa Asia Merah
Berbanding terbalik dengan bursa Wall Street, di Asia, faktor-faktor tersebut justru membuat reli saham bergerak ke arah yang berlawanan.
Seperti misalnya Nikkei 225 Jepang yang merosot 4,8 persen karena adanya kekhawatiran bahwa perdana menteri baru negara itu Shigeru Ishiba, akan mendukung suku bunga yang lebih tinggi dan kebijakan lain yang dianggap kurang menguntungkan pasar oleh investor.
Baca juga: Saham Dow Jones Pimpin Penguatan Bursa Wall Street, Sentuh Rekor Tertinggi
Apabila Ishiba resmi menarik suku bunga dari level mendekati nol, nilai yen Jepang secara otomatis akan terdampak.
Yen yang lebih kuat dapat merugikan keuntungan bagi eksportir Jepang, yang melakukan penjualan dalam mata uang lain dan kemudian mengkonversikannya kembali ke yen.
Di Tiongkok, indeks saham melonjak 8,1 persen di Shanghai dan 2,4 persen di Hong Kong menyusul pengumuman terbaru tentang stimulus bagi ekonomi terbesar kedua di dunia yakni dengan melonggarkan suku bunga hipotek untuk pinjaman rumah paling lambat tanggal 31 Oktober.