Politikus Partai Gerindra itu juga mengungkap bahwa konglomerat yang tertarik membangun rumah untuk rakyat ini bukan hanya Aguan.
Selain Aguan, ada Boy Thohir dari Adaro, Prajogo Pangestu dari Barito Grup, Franky Wijaya dari Sinar Mas, dan Lawrence Barki dari Harum Energy.
"Tadi sudah ada yang menawarkan tanah di Palangkaraya dan Kalimantan Barat untuk dibangun rumah," ucap Ara.
Aguan yang turut hadir dalam acara groundbreaking mengungkapkan bahwa pembangunan rumah gratis ini merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaannya.
"Dana pembangunannya dari alokasi dana CSR yang memang sudah dialokasikan sekitar Rp 60 miliar tiap tahunnya," kata Aguan.
Tercatat, angka backlog perumahan Indonesia saat ini memang masih terbilang tinggi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2023 angkanya mencapai 12,7 juta unit. Naik dari tahun 2022 yang saat itu berada di level 11 juta unit.
Angka ini menunjukkan kebutuhan hunian yang layak dan terjangkau untuk masyarakat berpotensi meningkat jika tak dilakukan intervensi.
Tenor Cicilan 40 Tahun
Satuan Tugas (satgas) Perumahan tengah menggodok opsi perpanjangan tenor kredit Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) hingga 40 tahun, sebagai upaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat sekaligus mengurangi backlog perumahan.
Anggota Satgas Perumahan Presiden Prabowo Subianto, Bonny Z Minang mengatakan, panjangnya tenor KPR maka cicilan yang dibayarkan masyarakat menjadi lebih murah.
"Tapi nanti keputusannya kita sedang kaji. Saya juga sedang rapat dengan Bank Indonesia (BI) dan pihak terkait," katanya.
Meski masih dalam tahap kajian, rekomendasi opsi perpanjangan ini diklaim sudah sampai ke telinga Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP), Maruarar Sirait.
Nantinya, opsi ini akan dilempar kepada publik untuk disosialisasikan terlebih dahulu sebelum dijalankan.