Tantangan itu meliputi regulasi, teknologi, dan pembiayaan.
Selain itu, kata dia, untuk mencapai kemandirian energi, Indonesia memerlukan pendekatan kolaboratif yang mengintegrasikan inovasi teknologi dengan investasi strategis.
"Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh pemangku kepentingan di sektor pertambangan,” kata Ezra.
Tantangan Pelaku Industri
General Manager of Business Development and Risk Management PT CNI Aldo Namora yang turut hadir dalam acara diskusi ini menjelaskan tantangan pelaku industri pertambangan saat ini.
Ia mengatakan bahwa tantangan terbesar bagi pelaku industri adalah memastikan keberlanjutan proyek-proyek pertambangan di tengah fluktuasi pasar dan ketatnya regulasi.
“Tetapi kami yakin, dengan dukungan dari pemerintah dan inovasi yang terus berkembang, sektor ini bisa menjadi salah satu pilar utama ketahanan energi nasional,” kata Aldo.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute sekaligus akademisi dari Universitas Trisakti Komaidi Notonegoro menambahkan bahwa sektor pertambangan juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen.
Komaidi menjelaskan bahwa industri pertambangan tidak hanya menjadi sumber devisa, tetapi juga motor penggerak dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing global.
“Kontribusi sektor ini sangat signifikan, terutama jika kita mampu memanfaatkan sumber daya mineral untuk pengolahan hilir yang bernilai tambah tinggi. Namun, kita juga harus berhati-hati dalam mengelola dampaknya terhadap lingkungan,” katanya.