Sementara itu PPI sebagai kepanjangan tangan pemerintah dalam hal ini Kementrian Perhubungan, berperan penting memberikan edukasi kepada semua pihak, termasuk perusahaan cargo dan para pekerjanya soal keselamatan penerbangan.
Wadir II Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) Curug Tangerang Ahmad Kosasih mengungkapkan diklat ini memberi pengetahuan kepada orang yang berinteraksi di dunia cargo agar paham akan seluruh aturan bidang cargo, khususnya cargo udara.
“Penanganan cargo udara itu berbeda dengan di darat dan laut Di bandar udara banyak aturan soal pengangkutan, termasuk ada barang dangerous goods yang harus dipackaging khusus dan diperlakukan secara khusus."
"Sedikit kesalahan akibatnya bisa fatal, jika seorang operator tidak paham juga akan mengganggu keselamatan penerbangan di Indonesia,” kata Ahmad.
Di bidang keselamatan penerbangan juga ada audit yang berkaitan dengan penanganan kargo, baik dari nasional maupun internasional. Karena itu pihaknya sebisa mungkin mencegah sebelum ada temuan di bidang kargo dan lainnya.
“Dengan adanya diklat ini diharapkan angan sampai hal kecil bisa jadi temuan, termasuk dari perusahaan kargo dan SDM-nya yang bisa mencoreng nama penerbangan Indonesia. SDM-nya harus sudah qualified dan bersertifikasi sehingga semua pihak bisa merasakan manfaatnya masing-masing,” jelas Kosasih.
Bayu Sanujaya salah satu operator kargo bandara yang juga menjadi leader di timnya menilai diklat ini sangat bermanfaat baginya dan teman-teman seprofesinya karena banyak ilmu dan pengetahuan baru yang dia dapatkan dibandingkan dengan saat belum ikut diklat.
“Sebelumnya teman-teman mungkin sedikit pengetahuan dan cara menangani kargo, tapi setelah ikut diklat ini, saya lebih paham detailnya, dari yang terkecil hingga menangani kargo berbahaya," ujarnya.
Misalnya mengirim baterai ponsel, bagaimana mengatur jarak antar muatan saat menangani kargo bahan kimia hingga cara mem-packing barang-barang berukuran besar.