TRIBUNNEWS.COM - Dua pabrikan otomotif terkemuka asal Jepang yakni Honda dan Nissan dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk memperdalam hubungan mereka.
Dikutip dari Reuters, sumber dari dalam perusahaan pada hari Rabu (18/12/2024) bahkan mengungkapkan kemungkinan merger antara kedua perusahaan.
Adapun langkah merger antara kedua perusahaan tersebut bisa melontarkan mereka dalam daftar teratas pabrikan otomotif terbesar di dunia.
Gabungan antara Honda dan Nissan akan menciptakan perusahaan bernilai $54 miliar atau sekitar Rp 870 Triliun dengan output tahunan sebesar 7,4 juta kendaraan.
Merger Honda-Nissan juga dapat menasbihkan keduanya menjadi grup otomotif terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan kendaraan, setelah Toyota dan Volkswagen.
Rencana merger antara keduanya sendiri mulai terendus dari jauh-jauh hari.
Sebelumnya pada bulan Maret lalu, surat kabar Jepang, Nikkei melaporkan bahwa Honda dan Nissan telah menjalin kemitraan strategis dalam pengembangan kendaraan listrik.
Rumor merger kedua perusahaan tersebut pun kian menguat setelah Nissan dikabarkan tengah mengalami masalah keuangan yang semakin mendalam dalam beberapa bulan terakhir.
Hal ini bisa terlihat dalam pengumuman terbaru Nissan yang akan melakukan penghematan biaya sebesar $2,6 miliar atau sekitar Rp 41 Triliun pada bulan November lalu.
Guna memangkas biaya tersebut, Nissan harus merumahkan sekitar 9.000 karyawannya dan mengurangi 20 persen kapasitas produksi globalnya.
Pemangkasan ini terpaksa dilakukan oleh Nissan karena penjualan produk mereka di China dan AS mengalami penurunan drastis hingga 85?lam laporan laba kuartal kedua tahun 2024 ini.
Baca juga: Honda BeAT Rayakan 25 Tahun One Piece dengan 5 Motor Edisi Spesial Kru Topi Jerami
Mendengar kabar merger tersebut, pegiat ekuitas di bursa saham pun langsung beraksi.
Di perdagangan bursa saham Tokyo pada hari Rabu ini, Saham Nissan ditutup hampir 24 persen lebih tinggi dari hari sebelumnya.
Sementara itu, saham Honda yang memiliki nilai pasar $43 miliar atau sekitar Rp 690 Triliun ditutup turun 3 persen.
Sejumlah pengamat dunia otomotif pun ikut buka suara dengan kabar merger tersebut.
Sanshiro Fukao, eksekutif rekanan di Itochu Research Institute. mengatakan langkah ini lebih menguntungkan Nissan daripada Honda dalam jangka pendek.
"Kesepakatan ini tampaknya lebih mengenai usaha untuk menyelamatkan Nissan, tetapi Honda sendiri tidak berpuas diri," kata
"Arus kas Honda diperkirakan akan memburuk tahun depan dan kendaraan listrik mereka belum berjalan dengan baik." pungkasnya
Lanskap Baru Dunia Otomotif
Langkah Nissan yang dikabarkan akan segera merger menjadi satu dengan Honda ini tak terlepas dari lanskap dunia otomotif yang begitu berubah.
Berbeda dari periode sebelumnya, para produsen mobil tradisional kini harus menghadapi tantangan dari maraknya pembuat kendaraan listrik (EV).
Di Amerika Serikat (AS), muncul raksasa otomotif baru bernama Tesla dengan berbagai jenis kendaraan listriknya.
Sementara itu di China, kini muncul BYD yang menjajakan kendaraan listrik dengan harga yang lebih terjangkau dan tumbuh dengan begitu pesat.
Guna menanggapi tantangan tersebut, Honda dan Nissan pun menjalin kemitraan strategis dalam pengembangan kendaraan listrik pada bulan Maret 2024 lalu.
Pembicaraan ini difokuskan untuk mencari cara memperkuat kerja sama dan mencakup kemungkinan pembentukan perusahaan induk yang khusus memproduksi mobil-mobil listrik, kata sumber dari surat kabar Jepang terkemuka, Nikkei.
Selain itu, sumber anonim dari Nikkei tersebut mengatakan Honda dan Nissan akan menggandent perusahaan lainnya yakni Misubishi Motors guna melangsungkan program mobil listrik tersebut.
Adapun Mitsubishi Motors adalah salah satu perusahaan otomotif yang ikut berada di bawah pengaruh Nissan selaku pemegang 24% saham utama mereka.
Menanggapi rumor tersebut, baik pihak Honda, Nissan, hingga Mitsubishi mengatakan belum ada kesepakatan konkrit atau klarifikasi yang bisa dibagikan oleh ketiga perusaah tersebut kepada publik.
(Tribunnews.com/Bobby)