Budi sadar bahwa upaya peningkatan produktivitas susu terkendala beberapa hal seperti jumlah sapi yang terus berkurang.
Sebelum kasus Penyalit Mulut Dan Kaki (PMK), populasi sapi sebanyak 239.196 ekor. Kini tersisa 214.878 ekor.
Merespons hal itu, Budi menyatakan Kemenkop akan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak. Hal itu agar permasalahan yang dihadapi oleh para peternak sapi di Indonesia bisa teratasi.
Baca juga: Makan Bergizi Gratis Dipatok Rp 10 Ribu, Ahli Gizi Sarankan Pakai Protein Ini
Budi akan langsung menyampaikan permasalahan ini kepada Presiden Prabowo Subianto agar ada kebijakan afirmatif, sehingga kekurangan produksi susu nasional bisa segera teratasi.
"Saya optimis program MBG ini menjadi momentum kebangkitan koperasi susu, maka mari bersama-sama meningkatkan produktivitas agar kebutuhan dalam negeri tidak selalu dipenuhi dari impor," ucap Budi.
Budi berharap GKSI dapat mengembangkan inovasi produknya agar memiliki nilai tambah lebih, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi.
Saat ini, menurut dia, hilirisasi produk susu oleh GKSI sudah cukup baik, tetapi potensi pengembangannya masih terbuka lebar.
"Koperasi harus terlibat dalam program hilirisasi. Kalau dari susu memang produk turunannya sudah banyak seperti keju, yogurt, mozarella, dan lainnya. Hilirisasi ini akan memberikan nilai tambah," pungkas Budi.