Gowa merupakan daerah tetangga Makassar.
Pernyataan yang diunggah di akun instagram ‘verified” @adnanpuritchaichsan.
Pernyataan ini sekaligus menepis spekulasi dan kabar yang beredar bahwa acara tahunan komunitas Jamaah Tabligh ini akan tetap terselenggara di sebuah lapangan yang berjarak sekitar 10 km sebelah timur Sungguminasa, ibu kota Kabupaten Gowa, atau sekitar 17 km dari Makassar, ibu kota provinsi Sulawesi Selatan.
Dari konfirmasi Tribun ke bupati, dia menyebutkan setelah kesepakatan penundaan itu tercapai, mulai Kamis (19/3/2020) hari ini.
Karena sepakat, maka sekitar 411 WNA dari 9 negara, dan sekitar 8.283 jamaah dari 30 provinsi di Indonesia, mulai dikembalikan ke daerahnya masing-masing via bandara Sultan Hasanuddin.
“Kita biarkan di lokasi tenda-tenda ijtima dulu. Kita sinkronkan data dan kami akan antar ke bandara sesuai tiket mereka, ke bandara, bersama pemerintah Gowa, provinsi dan dibantu aparat dari Polres dan Kodim,” ujar Adnan.
Adnan juga menyatakan dari kesepakatan itu terjadi titik temu kesepahaman bahwa pemerintah daerah dan aparat menghormati acara yang sudah dirancang sejak tahun lalu, namun juga mereka memaklumi kondisi pandemi global yang tengah dihadapi Indonesia, dan kekhawatiran masyarakat.
Sejatinya, sejak Senin (15/3) lalu Pemkab Gowa sudah mengeluarkan larangan penyelenggaraan acara ini.
Rujukan tambahan Bupati adalah Maklumat Kapolda Sulsel Nomor Mak/01/III/2020 Imbauan untuk Tidak menghadiri dan Menyelenggarakan Ijtima Tabligh se-Asia di Kabupaten Gowa, Sulsel, tertanggal (18/3/2020). Maklumat itu menyebut acara itu dianggap membahayakan masyarakat Sulsel.
Pertimbangan lainnya, adalah situasi nasional dan global terkait pandemik corona virus disease 2019 (COVID-19) adalah
Instruksi Presiden RI di Istana Bogor 15 Maret 2020 dan Surat Edaran Gubernur Sulsel No 440/1972/B.UM.2020 tanggal 16 Maret tentang Imbauan ke masyarakat terkait pencegahan penularan COVID-19.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Media Asing Soroti Ijtima Asia di Gowa, Sebut Tak Peduli Ancaman Corona, Penjelasan Panitia,.
Editor: Ina Maharani