"Kita tidak punya sekelompok ahli epidemiologi yang siap pergi untuk melihat seperti apa penyakit itu, sejauh mana penyakit itu menyebar," beber dia.
Baca: 2 Pemain LA Lakers Postif Terjangkit Virus Corona
Baca: 9 Warga Bekasi Positif Corona, Pemkot Bekasi Tutup Tempat Hiburan Malam
Gates menyebutkan, saat penyebaran Ebola, data yang dirilis, menurutnya, sama sekali tidak akurat.
Lebih lanjut, Bill Gates menuturkan, sebuah epidemi, jika terjadi, akan membutuhkan ratusan, bahkan ribuan pekerja.
Ketika wabah Ebola terjadi, Gates mengatakan tidak ada orang yang mencoba untuk melakukan pendekatan mengenai metode perawatan, maupun mencari tahu soal peralatan yang digunakan.
"Tidak ada satupun orang yang mencoba mencari pendekatan perawatan, tidak ada satupun yang mengamati diagnosanya, tidak ada yang mencoba mencari tahu peralatan apa yang harus digunakan," ucap Gates.
"Sebagai contoh, kita bisa mengambil darah penyintas, memprosesnya, dan menaruhnya kembali ke dalam plasma orang-orang untuk melindungi mereka," imbuhnya.
"Tapi, itu tidak pernah dicoba," tandas dia.
Bill Gates pun menyebut epidemi Ebola sebagai kegagalan global.
Berdasarkan data yang diungkap Gates, kematian akibat Ebola per 18 Maret 2015 mencapai 10.194 orang, kebanyakan di negara Afrika Barat.
Ia pun menuturkan mengapa Ebola tidak menyebar terlalu luas saat itu.
"Pertama adalah karena banyak pekerja pahlawan, yaitu petugas medis. Mereka menemukan orang (penderita) dan mencegah lebih banyak infeksi."
Baca: Cek Kondisi Wisma Atlet Kemayoran, Kogabwilhan I Siap Tangani Pasien Terkait Virus Corona
Baca: WHO Beberkan Ada Potensi Penularan Virus Corona Lewat Udara, Ungkap Deretan Faktornya, Tetap Waspada
"Kedua adalah sifat alami virus, ebola tidak menyebar melalui udara. Saat kamu tertular, kebanyakan akan sangat sakit dan mereka terbaring di tempat tidur."
"Tiga, ini tidak menjangkiti wilayah perkotaan dan ini hanyalah soal keberuntungan," tuturnya.
"Tapi, di masa mendatang kita belum tentu bisa beruntung," kata dia.