"Ketika sekitar 70 persen populasi telah terinfeksi dan pulih, kemungkinan wabah penyakit menjadi jauh lebih sedikit."
"Karena kebanyakan orang resisten terhadap infeksi, inilah yang disebut dengan herd immunity," ujar Martin.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa satu orang yang terinfeksi rata-rata menginfeksi antara dua dan tiga orang lainnya.
Ini berarti, jika tidak ada tindakan lain yang diambil, kekebalan kelompok akan meningkat ketika antara 50 hingga 70 persen populasi kebal.
Baca: 6 Pesan Penting dari Andrea Dian & Detri Warmanto yang Positif Corona, Sehat Juga Bisa Terinfeksi
Menurut pandangan Profesor di Veterinary and Ecological Sciences at Liverpool University, Matthew Baylis cara ini tidak perlu dilakukan.
Baylis mengatakan, langkah-langkah seperti social distancing, rajin mencuci tangan dan menhindari kontak fisik dengan penderita sudah sangat tepat.
"Dari sudut pandang epidemiologi, triknya adalah mengurangi jumlah orang yang berinteraksi dengan kita."
"Sehingga kita dapat menurunkan jumlah pasien terinfeksi, dan herd immunity akan dimulai lebih awal," kata Baylis.
Baca: Dua Karyawan Indosat Ooredoo Dinyatakan Positif Covid-19
Baca: Pilih Lockdown Ketimbang Social Distancing, Faisal Basri soal Data Korban Corona: Susah Minta Ampun
Dilansir Independent.co.uk, Sekretaris Inggris for Health and Social Care, Matt Hancock, membantah kebijakan herd immunity untuk penanganan virus corona.
Menurut Hancock, herd immunity hanya berfungsi jika mayoritas populasi telah divaksinasi terhadap suatu kondisi.
Bahkan seseorang yang telah divaksin belum tentu terbebas dari suatu penyakit tersebut.
Karena dengan herd immunity tanpa vaksin seperti kasus virus corona baru akan meningkatkan jumlah pasien secara drastis.
Dengan begitu, akan dibutuhkan banyak ruang ICU dan ruang isolasi guna merawat pasien sehingga rumah sakit akan kewalahan.
Sebelumnya, Kepala penasihat ilmu pengetahuan untuk pemerintah Inggris, Patrick Vallance, mengatakan jika Inggris perlu membangun herd immunity.
Menurut Patrick, herd immunity bisa mengurangi penularan virus corona.
Namun pernyataannya tersebut justru mendapat banyak kritikan dari para ahli.
(Tribunnews.com/Bunga)