dr. Erlina kemudian memberikan dua contoh negara yang mampu mengendalian penyebaran corona.
Di Korea Selatan sendiri, pihak kesehatan melakukan tes swab kepada 15.000 warganya setiap hari.
Negara Jerman, juga melakukan banyak pemeriksaan bahkan terdapat istilah drive thru.
"Dan kalau sudah ditemukan dites. Itu Korea Selatan melakukan swab itu 15 ribu per hari," jelas dr. Erlina.
"Kemudian juga di Jerman banyak melakukan, bahkan mereka ada istilah drive thru," lanjutnya.
Baca: RS Darurat Covid-19 Rawat 428 Pasien: 105 Positif Virus Corona, 242 PDP, 81 ODP
Baca: Masuk 8 Pasien Baru, Rumah Sakit Darurat Covid-19 Kini Rawat 242 PDP
Pemerikaan drive thru merupakan metode pengecekan yang mudah untuk dilakukan.
Masyarakat tidak perlu menuju rumah sakit agar dapat melakukan pemeriksaan.
Dalam metode itu disediakan beberapa posko yang nantinya bisa didatangi oleh masyarakat.
Dengan cara tersebut, dr. Erlina mengungkapkan dapat menemukan pasien-pasien baru yang ternyata terpapar corona.
Pasien itu bisa saja menunjukkan gejala ringan.
Hingga bahkan termasuk ke dalam orang tanpa gejala (OTG).
Untuk pasien yang memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, dr. Erlina menyarankan untuk melakukan isolasi mandiri.
Nantinya pasien tersebut bisa sembuh dan kembali menjadi negatif corona.
"Jadi pemeriksaan itu mudah sekali, orang tidak perlu ke rumah sakit," terang dr. Erlina.
"Ada posko yang bisa didatangi oleh masyarakat."
"Dan dengan demikian akan ditemukan pasien-pasien yang positif tapi masih ringan atau bahkan tanpa gejala," ujar dia.
"Ini cukup di rumahkan saja, karantina sendiri di rumah bisa sembuh dan jadi negatif," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Febia Rosada)