Karena desakan warga, akhirnya aspirasi tersebut diteruskan ke petugas pemakaman.
Purbo mengaku tidak mungkin mengabaikan aspirasi warga, karena tanggung jawab sebagai Ketua RT.
Rupanya adanya kesalahan informasi sehingga menyebabkan ketidaksetujuan dari warga.
Purbo mengakui, dalam hati ia pun menangis karena adanya penolakan pemakaman jenazah tersebut.
Pasalnya, istrinya pun berprofesi sebagai perawat.
"Sungguh, saya juga menangis dengan kejadian tersebut."
"Apalagi istri saya juga perawat, tapi saya harus meneruskan aspirasi warga," ungkapnya.
Di sisi lain, Ketua RW 08 Dusun Sewakul, Daniel Sugito mengatakan, penolakan pemakaman tersebut sempat dimediasi.
Bahkan dokter juga memberi penjelasan hingga Wakil Bupati Semarang, Ngesti Nugraha datang ke lokasi.
"Tapi warga tetap menghendaki pemakaman dipindah," ujarnya.
(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Dian Ade Permana)