"Demamku memang menurun, tapi klorokuin memiliki efek samping yang ekstrem," kata Wilson.
"Aku benar-benar mual, aku menderita vertigo dan otot-otot di tubuhku terasa sangat lemah."
"Kupikir orang-orang harus sangat mempertimbangkan obat itu," pesannya.
Sementara itu, juru bicara RS Universitas Gold Coast tidak mengonfirmasi apakah benar Wilson dan Hanks mereka beri klorokuin.
Namun ia menyebut bahwa pasien tertentu memang diberi klorokuin.
"Pihak medis Gold Coast sudah menerapkan macam-macam metode pengobatan pada pasien Corona yang parah," ujar juru bicara.
"Klorokuin, hidroklorokuin, dan lopinavir-ritonavir sudah digunakan pada pasien tertentu," paparnya.
Baca: Wabah Corona Hantam UMKM, Ini Cerita Pelaku Terdampak: Usaha Berhenti hingga Dapat Keringanan Kredit
Baca: BNPB Minta Masyarakat Waspada Penipuan Berkedok Donasi Penanganan Corona
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sempat mengklaim bahwa klorokuin yang merupakan obat malaria itu ampuh untuk pasien corona.
Sedangkan ahli penyakit menular ternama di AS, Dr Anthony Fauci, sudah memeringatkan bahwa belum ada bukti klorokuin bisa manjur untuk corona.
Omongan Trump pun sempat dipercaya oleh seorang pasien corona di Arizona.
Pria tersebut tewas setelah mengonsumsi klorokuin fosfat yang biasa digunakan untuk membersihkan tempat ikan.
"Trump terus berkata bahwa itu (klorokuin) sebenarnya adalah obat (untuk corona)," ujar sang istri.
(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)