"Mobile apps Bersatu Lawan COVID ini dibentuk dari kolaborasi segala macam aspek tidak hanya menggunakan pendekatan medis melainkan kesehatan masyarakat, psikologis dan sosial," ungkap Sheila.
"Adanya sinergi dan kedisiplinan dari seluruh aspek kita jadikan sistem ini sebagai tembok pertama dalam pertahanan mencegah dan melawan COVID-19," tambahnya.
Sementara itu, Pakar Epidemiologi Dewi Nur Aisyah mengatakan bahwa integrase data sangat penting.
"Ini seperti ibarat peta navigasi dalam menghadapi COVID–19," ujar Dewi.
Ia juga mengatakan bahwa data yang cepat, akurat dan terintegrasi dibutuhkan untuk menyusun kebijakan dan strategi dalam menghadapi pandemi.
Baca: Jawaban Soal SD Kelas 1-3 Senin, 4 Mei 2020 Belajar dari Rumah TVRI, Sahabat Pelangi: Juara Sejati
Data terintegrasi tidak hanya terkait dengan data kesehatan tetapi data lain, seperti data ekonomi dan sosial.
Di samping itu, pengembangan sistem yang dibangun Kevin Daniel Pantasdo ini tidak terlepas dari pemanfaatan aplikasi yang terlebih dahulu diciptakan yakni Fight Covid–19, oleh Ahmad Alghozi Ramadhan dan tim pengembang, Piky Hamonangan, Wahyu Nurhidayat dan Hudio Hizari.
Saat ini, aplikasi ini baru dapat diunduh pada gawai berbasis android di http://bit.ly/BLCplaystore atau dapat mengakses tautan aplikasi pada laman covid19.go.id.
Nantinya aplikasi BLC dapat juga bekerja pada gawai berbasis iOS. Masyarakat dapat mengunduh aplikasi BLC di playstore.
Gugus Tugas Nasional akan terus meningkatkan dan mengembangkan fitur aplikasi ini sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat.