TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siapa yang menginginkan bekerja dengan risiko terinfeksi virus corona atau Covid-19? Tentu tidak ada.
Namun seakan tidak ada pilihan lain bagi para penggali kubur di tempat pemakaman umum yang dikhususkan bagi pasien meninggal yang terindikasi virus corona.
Seperti para petugas medis, para penggali kubur mau tidak mau berinteraksi langsung dengan jenazah positif virus corona.
Seperti cerita para penggali kubur di tempat pemakaman umum Pondok Ranggon, Jakarta Timur.
Baca: 2 Bulan Diberlakukan Lockdown, Bangku Bioskop di Malaysia Berdebu, Barang di Mal Berjamur
Berikut curhatan mereka seperti dilansir dari TribunJakarta,com:
Berpotensi Jadi Carrier
Baca: Menilik Skenario Hidup Normal Pemerintah setelah Corona di Indonesia, Ahli Anggap Salah Besar
Setelah profesinya kini memiliki risiko tertular yang tinggi, para penggali kubur ini terpaksa tidak bisa langsung bertemu dengan keluarga mereka.
Mereka harus memastikan diri mereka benar-benar bersih usai bertugas.
Anan (42), seorang petugas makam merasakan perbedaan dalam hal kebersihan diri semenjak menangani jenazah Covid-19.
Bukan hanya mengerjakan tugas itu sebaik mungkin, juga harus benar-benar memastikan diri bersih selepas kerja.
Sebab, bisa jadi Anan terpapar virus tak kasat mata ini dan menyebar kepada anggota keluarga di rumah.
Anan mandi di area tempat pemakaman setelah kerja. Ia sudah menyiapkan baju ganti untuk dipakai sebelum pulang ke rumah.
Sang istri sudah menyiapkan cairan desinfektan untuk disemprotkan ke tubuh Anan ketika sampai di depan rumah.
"Saya disemprot cairan desinfektan sama istri. Sudah seperti burung. Ketika sampai rumah, saya mandi lagi. Bilas pakai sabun dua kali," ungkapnya seraya berseloroh kepada TribunJakarta.com pada Selasa (12/5/2020).
Istri memaklumi pekerjaan Anan yang bergelut di liang lahat sehari-hari.