Itu sedikit lebih rendah dari penghitungan yang dilaporkan dalam dua hari sebelumnya.
Wabah tersebut mendorong para pejabat untuk menutup kembali beberapa klub malam
dan bar serta menunda seminggu pembukaan kembali sekolah.
Namun pemerintah mempertahankan keputusannya untuk mengurangi pembatasan yang lebih luas dan
membuka kembali kantor, fasilitas umum dan pusat olahraga.
Pejabat Kota Seoul memperkenalkan kebijakan baru yang mengharuskan semua orang
menggunakan masker selama jam sibuk di kereta bawah tanah (subway) mulai Rabu.
Sekira 20 ribu orang telah diuji sejak klaster pertama kali terungkap pekan lalu, kata Wali
kota Seoul Park Won-soon, termasuk ribuan geolokasi oleh data ponsel.
Tak jujur
Lebih dari 1.200 dari orang-orang itu adalah orang asing, kata Park.
Kondisi ini mendorong kota itu untuk mengirim pesan teks otomatis dalam bahasa Inggris yang meminta orang untuk
melakukan pengujian. Infeksi yang dikonfirmasi termasuk rekan kerja, anggota keluarga, dan siswa dari para pengunjung klub.
Park menyatakan keprihatinannya bahwa demografi muda yang selalu bergerak ini dapat memperluas penyebaran wabah.
"Ini sangat mengkhawatirkan," katanya.
Pihak berwenang di Incheon, sebuah kota di sebelah barat Seoul, mengatakan mereka sedang mempertimbangkan untuk mengajukan gugatan pidana terhadap seorang pengunjung klub yang terinfeksi.
Alasannya orang itu tidak mengungkapkan kepada aparat ia bekerja di sekolah swasta.
Penyelidik melacak pergerakan pria itu menggunakan data ponselnya dan mengetahui
ia bekerja di sebuah sekolah yang lima siswa dan seorang instruktur terinfeks Covid-19.
Seorang siswa yang secara pribadi dididik oleh pria itu dan ibu siswa tersebut juga
dinyatakan positif.
"Jika ada lebih banyak kasus orang memberikan keterangan tidak akurat, pemerintah
tidak dapat mengambil langkah-langkah proaktif. Kami tidak dapat mencegah
penyebaran infeksi sekunder dan tersier, dan seluruh masyarakat kami dapat kembali
dalam bahaya," kata Kim. (cnn/rtr/feb)