"Ketika kita melihat angka, maka jangan dilihat secara bulat," ujar Dewi.
Baca: Kemenkes Siapkan Protokol Kesehatan dan Pendampingan Terkait Pembukaan Sekolah di Zona Hijau Corona
Angka Kasus Covid-19 Dinamis
Dewi dalam kesempatan yang sama, juga menjelaskan Covid-19 merupakan penyakit yang dinamis.
Adapun keadaan dinamis tersebut juga mempengaruhi berubahnya angka kasus.
Dewi membeberkan, seseorang berpotensi mengalami perubahan status dari Orang Dalam Pemantauan (ODP) menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP), kemudian berubah lagi positif hingga negatif setelah melalui rangkaian isolasi mandiri dan dua kali melakukan tes swab.
Tentunya perubahan tersebut yang kemudian mempengaruhi data laporan kasus setiap harinya.
"Mungkin hari ini ada orang yang statusnya ODP lalu kemudian setelah dites swab hasilnya positif, maka status berubah."
"Kemudian nanti selang dua minggu kemudian melakukan tes swab ulang sebanyak dua kali negatif, sembuh statusnya."
"Jadi yang tadi statusnya ODP, berubah menjadi positif berubah menjadi sembuh," imbuhnya.
Baca: Unduh Panduan Lengkap Penyelenggara Pembelajaran Tahun Ajaran Akademik Baru di Masa Pandemi
Gambaran tersebut juga sekaligus dapat dipahami bahwa satu orang dapat berpindah status dan masuk dalam akumulasi data laporan.
Sehingga inilah yang kemudian disebut bahwa Covid-19 adalah penyakit yang dinamis.
Melihat beberapa faktor yang mempengaruhi data perubahan angka kasus tersebut, Dewi menilai infrastruktur dan kapasitas tenaga medis serta komponen terkait penanganan Covid-19 harus lebih ditingkatkan lagi.
Terlebih ketika jumlah pemeriksaan sampel semakin meningkat, sebagai upaya tracing yang lebih agresif dalam menemukan kasus baru.
Terakhir, Dewi meminta agar masyarakat dapat lebih meningkatkan lagi upaya pencegahan dengan selalu menerapkan protokol kesehatan.
"Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan meningkatkan imunitas dengan menjaga gizi seimbang, tidur yang cukup dan berolahraga secara teratur," tandasnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)