TRIBUNNEWS.COM - Sebuah studi awal dari Amerika menunjukkan vaksin tuberkulosis yang sudah berusia seabad, bisa berperan dalam mengurangi angka kematian Covid-19.
Para peneliti dari Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular dari National Institutes of Health membuat tautan ke Bacille Calmette Guerin (BCG) setelah membandingkan data tingkat Covid-19 di seluruh dunia.
Mereka menemukan, beberapa wilayah Amerika Latin termasuk Pernambuco, Rio de Janeiro, Sao Paulo di Brasil, dan Mexico City di Meksiko, memiliki angka kematian jauh lebih rendah dibanding negara bagian AS seperti New York, Illinois, Louisiana, dan Florida.
Hal itu disampaikan oleh penulis Carolina Barillas-Mury dalam makalah peer-review yang terbiy di Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America, Selasa (7/7/2020).
"Ini luar biasa, mengingat Amerika Latin memiliki populasi yang lebih banyak dibanding negara-negara Amerika Utara, termasuk New York," katanya, dikutip dari South China Morning Post, Minggu (12/7/2020).
Baca: Calon Vaksin Covid-19 Buatan CanSino dari China Direncanakan Diuji Coba Fase Ketiga di Luar Negeri
Di Eropa, Jerman juga memiliki hasil yang mengejutkan.
Pasalnya, angka kematian Covid-19 2,9 kali lebih tinggi di wilayah bekas Jerman Barat dibanding bekas Jerman Timur.
Namun, tingkat kematian di Italia empat kali lebih tinggi dibanding Finlandia.
Menurut penelitian, wilayah dengan angka kematian Covid-19 lebih rendah memiliki beragam latar belakang.
Di antaranya seperti usia, pendapatan, dan akses kesehatan.
Tetapi semuanya memiliki satu kesamaan, yakni program vaksinasi BCG untuk mencegah tuberkulosis (TB).
Di Jerman misalnya, rencana imunisasi BCG berbeda, yaitu sebelum negara disatukan pada 1990.
Bekas Jerman Timur mulai memberikan vaksinasi BCG untuk mencegah TB satu dekade lebih awal di banding bekas Jerman Barat.
Baca: Vaksin Covid-19 Belum Ditemukan, Masyarakat Diminta Patuhi Protokol Kesehatan
Artinya, lebih banyak orang Jerman yang tinggal di bagian timur telah diberikan vaksin.