"Menggantungkan harapan pada vaksin bukanlah strategi yang tepat," kata Dr. William Haseltine, mantan profesor di sekolah kedokteran dan kesehatan masyarakat Universitas Harvard, kepada Wolf Blitzer dari CNN.
Haseltine mengatakan strategi kesehatan masyarakat yang luas merupakan cara lebih baik untuk menahan penyebaran virus.
Sedangkan vaksin dan obat terapeutik sebagai bantuan untuk menanggulangi pasien.
Menurutnya masker medis berperan besar saat kondisi pandemi, namun kebutuhannya sangat besar.
Haseltine juga menghimbau agar bar dan tempat nongkrong ditutup serta melarang pertemuan besar di lokasi dengan tingkat infeksi tinggi.
Dia mengatakan bahwa pandemi tidak akan membaik jika orang-orang tidak mau mengubah kebiasaan.
Dia mengatakan vaksin masih enam bulan lagi dan dia memperingatkan untuk tidak meremehkan virus corona.
Baca: WHO Sebut Vaksin Pertama Covid-19 Baru akan Siap Digunakan Paling Cepat Awal 2021 Mendatang
Baca: 4 Hal yang Perlu Diketahui terkait Vaksin Covid-19, Fase Uji Coba hingga Kapan Siap Diedarkan
Haseltine, yang dikenal karena karyanya tentang kanker dan HIV/AIDS ini menilai tidak mudah mengembangkan vaksin.
"Ini adalah virus yang rumit," katanya.
"Ini tidak sesederhana campak atau gondong. Ini akan menjadi jauh lebih rumit," tambahnya.
AS berencana menggratiskan semua vaksin yang disponsori pemerintah Negeri Paman Sam.
"Untuk setiap vaksin yang telah kami beli - jadi misalnya vaksin Pfizer - seratus juta dosis itu sebenarnya akan diperoleh oleh pemerintah AS, kemudian diberikan secara gratis kepada orang Amerika," kata Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Alex Azar kepada CNBC, Rabu (22/7/2020).
Hal yang sama juga berlaku kepada vaksin AstraZeneca dan Novovax.
"Kami akan memastikan bahwa setiap vaksin yang kami sponsori gratis untuk rakyat Amerika atau terjangkau," kata Azar.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)